Halloween party ideas 2015
Tampilkan postingan dengan label berinvestasi. Tampilkan semua postingan

Featured Image

Membongkar Jebakan Finansial Kelas Menengah: Lima Hal yang Harus Dihentikan Menurut Robert Kiyosaki

Robert Kiyosaki, penulis buku laris "Rich Dad Poor Dad," memberikan pandangan penting tentang mengapa kelas menengah seringkali kesulitan membangun kekayaan. Sebagai seorang pebisnis dan pakar keuangan, Kiyosaki menyoroti langkah-langkah finansial yang umum dilakukan yang justru menghambat kemajuan menuju kebebasan finansial.

Kiyosaki berpendapat bahwa perbedaan mendasar antara orang kaya dan kelas menengah terletak pada bagaimana mereka memperlakukan uang. "Orang miskin dan kelas menengah bekerja untuk uang. Orang kaya membuat uang bekerja untuk mereka," ujarnya. Filosofi ini menjadi landasan untuk memahami mengapa kebiasaan belanja tertentu dapat merugikan upaya membangun kekayaan.

Inti dari pendekatan Kiyosaki adalah definisi yang jelas tentang aset dan kewajiban. Aset adalah segala sesuatu yang menghasilkan uang ke dalam saku Anda, sementara kewajiban adalah segala sesuatu yang mengeluarkan uang dari saku Anda. Dalam konteks ini, banyak hal yang dianggap sebagai investasi atau kebutuhan oleh kelas menengah sebenarnya adalah kewajiban yang menggerogoti keuangan mereka.

Pergeseran perspektif ini menjelaskan mengapa kelas menengah seringkali mengalami kesulitan keuangan meskipun berpenghasilan cukup. Mereka cenderung melakukan pembelian yang menguras uang, alih-alih berinvestasi pada aset yang menghasilkan pendapatan berkelanjutan.

Berikut adalah lima hal yang menurut Robert Kiyosaki harus dihentikan oleh kelas menengah untuk membangun kekayaan:

1. Rumah Impian yang Terlalu Besar: Aset atau Kewajiban?

Salah satu pandangan Kiyosaki yang paling kontroversial adalah mengenai kepemilikan rumah sebagai cara membangun kekayaan. Ia berpendapat bahwa tempat tinggal utama bukanlah aset, melainkan kewajiban. Hal ini bertentangan dengan nasihat keuangan tradisional yang seringkali menganjurkan kepemilikan rumah.

Argumen Kiyosaki menjadi jelas jika kita melihat tempat tinggal utama dari perspektif arus kas. Pembayaran hipotek mengalir ke bank, pajak properti ke pemerintah, dan biaya pemeliharaan serta utilitas menguras uang dari rekening Anda. Meskipun nilai rumah Anda meningkat, keuntungan di atas kertas tersebut tidak menghasilkan arus kas bulanan kecuali Anda menjual atau melakukan refinansiasi.

Kiyosaki tidak melarang kepemilikan rumah sama sekali. Ia hanya menganjurkan pendekatan yang berbeda. Ia merekomendasikan untuk memperoleh properti yang menghasilkan pendapatan terlebih dahulu, seperti properti sewaan, sebelum terburu-buru membeli tempat tinggal utama. Properti sewaan dapat menghasilkan arus kas bulanan dan berpotensi mengalami apresiasi nilai. Setelah Anda memiliki pendapatan pasif yang cukup, barulah Anda dapat mempertimbangkan untuk membeli rumah yang sesuai dengan kemampuan aset Anda. Pendapatan dari properti sewaan dapat diinvestasikan lebih lanjut, misalnya dalam saham yang membayar dividen atau bisnis.

2. Mobil Mahal dan Barang Konsumsi: Menguras Kekayaan

Kelas menengah seringkali menyamakan akumulasi harta dengan membangun kekayaan. Memiliki mobil mahal, kapal pesiar, barang bermerek, atau gawai terbaru mungkin memberikan kepuasan sesaat, tetapi sebenarnya mencerminkan aliran uang yang menjauh dari masa depan finansial Anda.

Pertimbangkan kebiasaan umum kelas menengah dalam membeli mobil. Banyak yang membeli kendaraan baru atau mahal dengan alasan kebutuhan transportasi. Namun, harga mobil terdepresiasi dengan cepat, seringkali kehilangan nilai yang signifikan begitu keluar dari dealer. Selain itu, ada cicilan bulanan, asuransi, perawatan, dan biaya bahan bakar yang menciptakan kewajiban keuangan berkelanjutan tanpa menghasilkan keuntungan apa pun.

Orang kaya seringkali mengendarai kendaraan sederhana yang andal sambil mengalokasikan uang untuk investasi yang menghasilkan pendapatan. Mereka memahami bahwa fungsi utama mobil adalah transportasi, bukan simbol status. Perbedaan antara mobil bekas yang andal dan kendaraan mewah adalah bahwa mobil bekas dapat menyisakan uang yang bisa mendanai investasi yang signifikan dalam bentuk saham, obligasi, atau peluang bisnis.

Prinsip ini berlaku untuk semua pembelian konsumtif. Alih-alih membeli ponsel pintar terbaru, furnitur mahal, atau barang mewah, Kiyosaki menyarankan untuk mengalokasikan uang tersebut ke aset yang menghasilkan arus kas.

3. Pendidikan Tinggi yang Terlalu Mahal: Investasi atau Beban?

Meskipun Kiyosaki tidak meremehkan nilai pendidikan, ia mempertanyakan apakah gelar sarjana atau master yang mahal selalu memberikan imbal hasil investasi yang memadai bagi sebagian besar mahasiswa. Baginya, aset terpenting yang dapat dimiliki seseorang adalah pikirannya. "Jika dilatih dengan baik, pikiran kita dapat menciptakan kekayaan yang luar biasa," ungkapnya.

Sistem pendidikan tradisional sangat berfokus pada mata pelajaran akademik tetapi kurang memberikan pelatihan literasi keuangan, yang sebenarnya sangat penting dalam kehidupan. Banyak mahasiswa lulus dengan gelar tetapi kurang memiliki pengetahuan dasar tentang mengelola keuangan, investasi, arus kas, pajak, dan pengembangan kekayaan. Sementara itu, mereka mungkin memiliki utang pinjaman mahasiswa yang besar, yang menciptakan tekanan keuangan langsung setelah lulus.

Kiyosaki menganjurkan pendidikan keuangan mandiri sebagai jalan menuju kekayaan yang lebih hemat biaya. Membaca buku, mengikuti seminar, mencari mentor, dan mendapatkan pengalaman praktis seringkali hanya menghabiskan sebagian kecil dari biaya pendidikan formal, tetapi memberikan pengetahuan yang langsung dapat diterapkan. Ia menyarankan untuk mempelajari investasi real estat, fundamental pasar saham, operasi bisnis, dan strategi perpajakan.

Ini bukan berarti meninggalkan pendidikan akademis formal, melainkan menjadi strategis dalam investasi pendidikan. Gelar tertentu mungkin bermanfaat jika secara langsung meningkatkan potensi penghasilan atau memberikan kredensial yang diperlukan. Namun, mengejar pendidikan yang mahal hanya karena dianggap penting seringkali berujung pada utang tanpa manfaat yang proporsional.

4. Simbol Status: Menjaga Penampilan atau Membangun Kekayaan?

Tekanan untuk menjaga penampilan mendorong banyak keluarga kelas menengah ke dalam masalah keuangan melalui apa yang disebut "meningkatkan standar hidup." Hal ini seringkali melibatkan pembelian barang-barang yang menjadi simbol status untuk memproyeksikan citra kesuksesan, alih-alih membangun kekayaan.

Pembelian status biasanya mencakup mobil mewah, pakaian desainer, rumah mewah di lingkungan bergengsi, dan liburan mahal. Meskipun barang-barang ini dapat meningkatkan citra sosial seseorang, seringkali mengorbankan kesuksesan finansial jangka panjang.

Orang yang benar-benar kaya seringkali hidup di bawah kemampuan mereka dan berfokus pada membangun aset daripada memproyeksikan kekayaan. Mereka memahami bahwa keamanan finansial sejati berasal dari arus kas dan kekayaan bersih, bukan penampilan luar. Seseorang yang mengendarai mobil bekas tetapi lunas dan memiliki portofolio investasi yang terdiversifikasi, tentu memiliki kekayaan lebih besar daripada seseorang yang mengendarai kendaraan mewah yang dibiayai melalui cicilan bulanan.

Kiyosaki berpendapat bahwa "kemewahan sejati adalah imbalan atas investasi dan pengembangan aset riil." Pergeseran pola pikir ini memprioritaskan substansi daripada penampilan, berfokus pada membangun kekayaan terlebih dahulu daripada terlihat kaya.

5. Barang Mewah Sebelum Aset: Prioritas yang Salah

Pengamatan Kiyosaki yang paling mendasar tentang pengelolaan keuangan kelas menengah adalah kecenderungan untuk membeli barang mewah sebelum membangun aset. Ia menyatakan bahwa "orang kaya membeli barang mewah terakhir, sementara orang miskin dan kelas menengah cenderung membeli barang mewah terlebih dahulu."

Pola perilaku ini menjelaskan mengapa banyak orang kesulitan keuangan meskipun berpenghasilan layak. Pola pikir ini mengutamakan kemewahan dan menganggap pembelian mahal sebagai imbalan langsung atas kerja keras. Orang-orang merasa pembelian barang mahal pantas dilakukan karena merasa telah banyak bekerja keras.

Sebaliknya, orang kaya akan terlebih dahulu membangun fondasi aset yang menghasilkan pendapatan, kemudian menggunakan arus kas mereka untuk mendanai pembelian barang mewah. Pendekatan ini memungkinkan mereka menikmati barang-barang bagus tanpa mengorbankan keamanan finansial mereka.

Melepaskan diri dari mentalitas yang mengutamakan kemewahan membutuhkan pengembangan kepuasan yang tertunda dan pemikiran jangka panjang. Alih-alih membeli liburan mahal atau mobil baru, orang kaya bertanya pada diri sendiri bagaimana membangun aset yang menghasilkan pendapatan pasif yang cukup untuk membeli barang mewah tanpa menyentuh modal mereka.

, Jakarta - Platform investasi saham Ajaib SekuritasPT Ajaib Sekuritas Asia menjadi sorotan masyarakat setelah seorang pelanggan mendapatkan tagihan senilai Rp1,8 miliar.

Merupakan tanggapan terhadap hal tersebut, Abraham Imamat, Manajer Hukum Senior Ajaib Sekuritas, menyampaikan bahwa seluruh aktivitas operasional perusahaan dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Kami telah melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memverifikasi bahwa transaksi dilakukan oleh pemilik akun sendiri melalui perangkat yang terdaftar serta telah melewati proses konfirmasi sesuai standar sistem kami," kata Abraham dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat, 4 Juli 2025, sebagaimana dilaporkan dariAntara.

Abraham menyatakan bahwa seluruh kegiatan operasional Ajaib Sekuritas berjalan sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh OJK dan BEI. Ia juga menambahkan bahwa pihak perusahaan terus melakukan komunikasi dengan regulator untuk memberikan penjelasan yang transparan mengenai kondisi tersebut.

Abraham menyampaikan bahwa karena tidak ditemukan adanya gangguan pada sistem dari pihak Ajaib, maka kemungkinan kesalahan terjadi dari sisi pengguna, bisa disebabkan oleh kelalaian, ketidaksengajaan, atau bahkan penyalahgunaan oleh pihak lain.

"Artinya, penyelidikan tidak boleh hanya mengarah pada sistem Ajaib, tetapi juga harus menginvestigasi aktivitas pengguna dengan lebih mendalam," kata Abraham.

Apa itu Sekuritas?

Dinukil dari cimbniaga.co.id,perusahaan sekuritas adalah lembaga yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan aktivitas perdagangan saham. Berbeda dengan investasi langsung, produk sekuritas biasanya dibeli oleh pihak perantara dan selanjutnya dijual kembali kepada calon investor.

OJK membagi aktivitas usaha perusahaan sekuritas di Indonesia menjadi dua kategori utama, yaitu:

1. Perantara Perdagangan Sekuritas (Broker-Dealer)

Perusahaan sekuritas berfungsi sebagai perantara dalam perdagangan efek. Mereka mampu melakukan transaksi baik atas nama sendiri maupun mewakili pihak lain. Dalam kegiatannya, perusahaan ini memiliki kewenangan untuk menjual atau membeli efek secara langsung, atau bertindak sebagai perantara di bawah pengawasan Bursa Efek Indonesia (BEI). Transaksi jual beli efek seperti saham dan obligasi dapat terjadi di BEI atau melalui pasar yang berada di luar bursa (Over the Counter/OTC).

2. Penjamin Emisi Sekuritas (Underwriter)

Perusahaan sekuritas juga bisa bertindak sebagai pemberi modal yang membantu perusahaan yang akango public(perseroan terbuka) dalam proses Penawaran Umum Awal (Initial Public Offering/IPO). Tugas mereka meliputi jaminan terhadap sisa saham yang tidak terjual, baik dengan kewajiban untuk membeli sisa tersebut maupun tidak. Kegiatan ini dikenal secara umum dengan istilahgo public.

Macam-macam Sekuritas

Secara umum, sekuritasterdiri dari berbagai macam. Namun, di Indonesia, jenis instrumen keuangan yang umum ditemukan adalah surat utang dan saham.

1. Obligasi

Surat utang, atau obligasi, merupakan jenis surat berharga yang dapat berbentuk sertifikat atau dokumen lainnya. Surat ini dapat diperjualbelikan guna memperoleh pinjaman dari para investor dengan bunga yang telah ditentukan.

Investor yang membeli surat utang berhak menerima imbalan dari pihak penerbit surat utang. Jenis surat utang ini meliputi Surat Utang Negara (SUN), sekuritas berbasis syariah seperti Sukuk (SKU),Saving Bond Ritel (SBR), dan lainnya.

2. Ekuitas

Ekuitas merupakan salah satu jenis surat berharga yang juga dapat diperdagangkan di pasar modal. Ekuitas mengacu pada kepemilikan saham dalam sebuah perusahaan, baik berupa saham biasa maupun saham prioritas.

Meskipun memiliki risiko yang tinggi, saham berpeluang menghasilkan keuntungan yang besar bagi para pemodal.

Contoh dari jenis sekuritas ini meliputi saham perusahaan yang baru melakukan penawaran umum perdana (IPO) atau perusahaan kecil yang sedang tumbuh. Ekuitas juga bisa menjadi petunjuk mengenai kondisi keuangan sebuah perusahaan, apakah dalam keadaan baik atau tidak.

Tips Memilih Perusahaan Sekuritas yang Aman

Memilih perusahaan sekuritas yang dapat dipercaya bukanlah hal yang mudah. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk memilih sekuritas dengan aman:

1. Pastikan Anda terdaftar di OJK

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memverifikasi bahwa perusahaan sekuritas tersebut telah memiliki izin sah dari OJK. Sebaiknya, perusahaan tersebut juga tercatat sebagai anggota bursa di BEI.

Legalitas sangat penting untuk memastikan keamanan dana yang diinvestasikan serta menghindarkan Anda dari ancaman penipuan yang menyamar sebagai investasi. Anda dapat memeriksa daftar perusahaan sekuritas yang memiliki izin melalui situs resmi OJK.

Sebagai informasi, anggota bursa merupakan perantara resmi yang telah mendapatkan izin usaha dari OJK dan memiliki kewenangan untuk melakukan transaksi di Bursa Efek sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Perhatikan Kemudahan Transaksi

Cek fasilitas dan fitur yang disediakan oleh perusahaan sekuritas. Pilihlah perusahaan yang menawarkan layanan transaksi secaraonlineagar Anda dapat lebih fleksibel dalam membeli atau menjual surat berharga kapan saja dan dari mana saja.

Sistem transaksi online menawarkan kenyamanan dan efisiensi bagi para investor. Meskipun demikian, penting juga untuk memahami cara kerja transaksi di perusahaan tersebut agar Anda merasa lebih aman dan mampu mengevaluasi kualitas layanannya secara objektif.

3. Periksa Kualitas Manajer Investasi

Sebelum memutuskan, carilah informasi mengenai riwayat dan kualitas Manajer Investasi dari perusahaan sekuritas yang bersangkutan. Berdasarkan OJK, Manajer Investasi merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam mengelola portofolio efek atas nama investor.

Mereka bertanggung jawab dalam mengelola dana investasi bersama secara bijaksana. Namun, sebagian besar perusahaansekuritasbiasanya menjalankan kegiatannya sendiri sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku.

Diberdayakan oleh Blogger.