Halloween party ideas 2015

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyoroti program prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai sebuah investasi strategis. Pernyataan ini disampaikan dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, pada hari Sabtu, 22 November. Dalam sesi kedua KTT G20 yang dihadiri oleh puluhan pemimpin negara, Gibran menegaskan bahwa ketahanan pangan dan program MBG tidak hanya sekadar agenda ekonomi semata.

"Presiden Indonesia berfokus pada ketahanan pangan dan Makan Bergizi Gratis bagi 80 juta pelajar dan ibu hamil sebagai investasi strategis. Hal ini tidak hanya mendorong penggunaan produk lokal dan memberdayakan petani serta peternak, tetapi juga memperluas kegiatan ekonomi di berbagai sektor," ujar Wapres Gibran, yang disaksikan melalui siaran media KTT G20 di Johannesburg.

Pada forum internasional tersebut, Gibran memaparkan bahwa program MBG telah menciptakan efek berganda yang signifikan. Salah satu dampak utamanya adalah peningkatan penggunaan bahan baku lokal dan pemberdayaan petani serta peternak yang berperan sebagai pemasok utama dalam program ini.

Fokus KTT G20: Pembangunan Dunia yang Tangguh

Sesi kedua KTT G20 secara khusus mengangkat tema pembangunan dunia yang tangguh atau resilient world. Pembahasan dalam sesi ini mencakup berbagai isu krusial, mulai dari penanggulangan kebencanaan, mitigasi perubahan iklim, transisi energi yang berkeadilan (just energy transition), hingga penguatan sistem pangan global.

Menanggapi isu-isu tersebut, Gibran menekankan urgensi solidaritas global dan kepemimpinan yang tegas untuk menghadapi krisis yang semakin intensif. Pemerintah Indonesia secara aktif mengajak Afrika Selatan untuk bersama-sama memajukan ketahanan di sektor energi, air, dan pangan.

Indonesia dan Realitas Bencana: Ketahanan sebagai Kebutuhan

Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di Cincin Api Pasifik, menghadapi tantangan alam yang signifikan. Lebih dari 3.000 bencana terjadi setiap tahun, mulai dari gempa bumi, banjir, hingga letusan gunung berapi. Kondisi geografis yang unik ini menjadikan ketahanan pangan, air, dan energi bukan sekadar slogan, melainkan sebuah realitas yang harus dihadapi setiap hari oleh masyarakat Indonesia.

"Berangkat dari pengalaman-pengalaman ini, Indonesia mempromosikan konsep ketahanan berkelanjutan, sebuah kerangka kerja yang memungkinkan pembangunan manusia, pertumbuhan ekonomi, dan perlindungan lingkungan berjalan selaras," jelas Gibran. Konsep ini menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara kemajuan manusia dan kelestarian alam.

Prinsip Pembangunan Mandiri dan Kerja Sama Inklusif

Dalam forum global tersebut, Wakil Presiden Gibran juga menegaskan keyakinan Pemerintah Indonesia bahwa setiap negara berhak untuk memetakan jalur pembangunannya sendiri. Di hadapan para pemimpin dunia, ia menyampaikan bahwa tidak ada satu metode tunggal yang paling tepat untuk pembangunan suatu negara, sehingga kerja sama yang saling memberdayakan menjadi kunci.

"Indonesia percaya bahwa setiap negara berhak memetakan jalur pembangunannya sendiri karena tidak ada satu model yang cocok untuk semua. Tidak ada yang namanya metode terbaik," tegas Wapres Gibran. Pandangan ini menekankan pentingnya menghargai keunikan dan kebutuhan spesifik setiap negara dalam merancang strategi pembangunannya.

Ekonomi Berkelanjutan: Pertumbuhan yang Adil dan Inklusif

Pada sesi pertama KTT G20, para pemimpin dunia berdiskusi mendalam mengenai isu ekonomi berkelanjutan, peran perdagangan dan keuangan dalam mendorong pembangunan, serta persoalan utang yang membebani negara-negara berkembang.

Menyikapi hal ini, Gibran menyampaikan pandangan Indonesia bahwa pertumbuhan global tidak hanya dituntut untuk kuat, tetapi juga harus adil dan inklusif agar dapat memberikan manfaat bagi setiap bangsa. Indonesia menyambut baik fokus G20 pada keuangan berkelanjutan, namun menekankan bahwa ambisi harus lebih jauh lagi untuk menutup kesenjangan yang ada. Upaya adaptasi, mitigasi, dan transisi yang adil serta setara perlu menjadi prioritas utama.

"Dunia membutuhkan pembiayaan yang lebih mudah diakses, terprediksi, dan setara, terutama bagi negara-negara berkembang, melalui keringanan utang, pembiayaan inovatif, pembiayaan campuran, dan mekanisme transisi hijau," ujar Gibran.

Lebih lanjut, Wapres merinci komitmen Pemerintah Indonesia dalam mendukung keberlanjutan. Pemerintah mengalokasikan lebih dari separuh anggaran iklim nasional, yang mencapai sekitar US$ 2,5 miliar per tahun, untuk berbagai program. Dana ini diarahkan untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hijau, program asuransi pertanian, serta pengembangan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim.

Wakil Presiden Gibran dijadwalkan untuk menyampaikan pidatonya dalam tiga sesi KTT G20. Sesi ketiga akan berfokus pada isu pekerjaan layak (decent work) dan tata kelola kecerdasan buatan (AI), serta mineral kritis yang menjadi salah satu usulan dan fokus kepentingan Indonesia dalam pertemuan kali ini.

Diberdayakan oleh Blogger.