Halloween party ideas 2015
Tampilkan postingan dengan label klub sepak bola. Tampilkan semua postingan

, KUDUS -Laga semifinal HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars yang diselenggarakan di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (12/7) berlangsung penuh dengan kejutan.

All Stars Tangerang berhasil mengalahkan ketangguhan All Stars Papua dengan skor akhir 1-0. Sementara itu, All Stars Bandung memastikan diri melaju ke pertandingan final setelah menang telak 4-1 atas All Stars Sumatera.

Dua pertandingan tersebut dihadiri langsung oleh FIFA Director of Special Projects Theodore Giannikos, Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Pelatih Timnas Putri Indonesia Coach Mochi, serta Wamen PPPA Veronica Tan.

HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars merupakan wujud nyata dari upaya pengembangan sepak bola di Nusantara yang dilakukan secara bertahap, berkelanjutan, dan menyeluruh. Dengan kompetisi bersama antara PSSI, Bakti Olahraga Djarum Foundation, dan HYDROPLUS, muncul bakat-bakat baru yang nantinya akan tampil di tingkat yang lebih tinggi.

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menyatakan bahwa HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars sesuai dengan rencana strategis PSSI dalam upaya memperkuat pengembangan sepak bola putri dari dasar. Komitmen untuk menyelenggarakan kompetisi ini selama tiga tahun ke depan hingga 2027 bersama Djarum Foundation dan HYDROPLUS diharapkan mampu menghasilkan pasokan pemain terbaik dari berbagai daerah di Nusantara yang nantinya akan memperkuat timnas putri.

"Ini adalah bukti nyata, kita bisa melihat langsung seberapa banyak pemain putri kita yang memiliki bakat. Komitmen PSSI dengan pihak swasta khususnya Djarum Foundation dan HYDROPLUS menunjukkan keseriusan kami dalam membangun ekosistem sepak bola dari dasar. Namun, semua tidak boleh terburu-buru dalam menetapkan target tinggi ke depan, semuanya membutuhkan proses. Insya Allah, dari kompetisi ini kita akan memilih pemain timnas putri Indonesia untuk bertanding di AFF U-16," tegas Erick saat konferensi pers setelah semifinal HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars, Sabtu (11/6).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Djarum Foundation, Victor Rachmat Hartono, menyampaikan bahwa HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars merupakan kelanjutan dari kompetisi MilkLife Soccer Challenge yang sukses diadakan di delapan kota di Pulau Jawa sejak tahun 2023. Dengan terselenggaranya ajang yang berjenjang dan berkelanjutan secara rutin, ia berharap segera muncul atlet-atlet sepak bola putri yang mampu membawa nama baik Indonesia di kancah internasional.

"Negara kita memiliki banyak bakat pemain sepak bola perempuan, mulai dari Sabang hingga Merauke. Selama HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars, mata saya terbuka bahwa ternyata banyak bakat perempuan yang telah terbentuk di luar Pulau Jawa. Tinggal nanti Pak Erick yang akan memilih pemain untuk timnas. Semoga Indonesia segera bisa tampil di Piala Dunia," tegas Victor.

Tim All Stars Tangerang dan All Stars Bandung Siap Menghadapi Pertandingan Terakhir

All Stars Tangerang berhasil meraih tiket ke final HYDROPLUS Piala Pertiwi 2025 U14 & U16 All Stars setelah menunjukkan semangat perjuangan yang luar biasa sejak menit pertama pertandingan. Meski dalam kondisi fisik yang kurang unggul dibandingkan All Stars Papua, All Stars Tangerang tidak takut di lapangan. Gelandang All Stars Tangerang, Febri Arum menjadi satu-satunya pencetak gol dalam pertandingan sengit tersebut.

Pada babak pertama, All Stars Tangerang langsung menunjukkan sikap agresif dengan mengancam pertahanan All Stars Papua. Tidak mau kalah, Putri Angely Ragesti Randongkir memimpin serangan balik menuju area pertahanan All Stars Tangerang. Kedua tim bermain keras untuk mencari celah dalam pertahanan lawan agar bisa membuka peluang. Seperti kesempatan pada menit ke-21, tendangan bebas yang dilakukan Savaira Rizqin masih bisa dihalau oleh kiper All Stars Papua, Ester Mabel. Demikian pula peluang umpan silang yang dilakukan striker All Stars Papua, Kesya Arabela Manisya Nian di menit ke-23, yang masih bisa ditanduk oleh pemain bertahan All Stars Papua.

Kondisi pertandingan semakin memanas ketika All Stars Tangerang mengadopsi strategi bertahan yang fleksibel untuk segera berpindah ke serangan balik guna mempertahankan kendali bola. Umpan-umpan yang dilepaskan oleh lini depan All Stars Papua, Jeane-Kesya-Kristian-Vicharia berhasil dihalangi dan langsung dimanfaatkan oleh All Stars Tangerang untuk melakukan serangan balik. Sayangnya, babak pertama yang penuh dengan pertarungan sengit tersebut berakhir tanpa gol setelah waktu tambahan satu menit selesai.

Memasuki babak kedua, All Stars Tangerang kembali menguasai jalannya pertandingan. Pola permainan menyerang tetap diterapkan dalam 30 menit berikutnya. Pertahanan yang kuat membuat All Stars Papua kesulitan menemukan celah di area berbahaya milik All Stars Tangerang. Keinginan All Stars Papua untuk merebut bola dimanfaatkan oleh All Stars Tangerang untuk bermain tenang sambil mendekati area kosong dekat gawang.

Berhasil keluar dari situasi sulit di tengah lapangan, pemain tengah All Stars Tangerang, Febri Arum menerima umpan penetrasi dan langsung berlari melawan dua bek All Stars Papua, yaitu Ana Prima Klarisa Ukago dan Putri Randongkir. Setelah berhasil mengalahkan lawan dalam lari cepat dan membohongi kiper, Febri Arum dengan percaya diri melepaskan tendangan ke sudut kiri gawang. Keunggulan 1-0 untuk All Stars Tangerang tercipta pada menit ke-45.

Di sisa babak kedua, semangat All Stars Papua dalam menciptakan gol penyama kedudukan cukup mengganggu pergerakan pemain All Stars Tangerang. Namun, pertahanan yang kuat yang dibangun oleh All Stars Tangerang tetap sulit untuk ditembus. Hingga babak kedua dengan tambahan waktu tiga menit tidak berhasil mengubah situasi. All Stars Tangerang memastikan diri melaju ke laga final.

"Sudah berada di depan gawang, jadi instingku bermain di antara dua tiang. Aku memilih menembak ke kiri karena melihat posisiku dan kiper lawan. Jadi untuk kemungkinan tembakan, aku yakin pasti gol. Alhamdulilah bisa masuk final. Karena kita sudah sampai di titik ini, maka kita akan berusaha keras untuk menjadi juara," ujar Febri Arum setelah pertandingan.

Pelatih All Stars Tangerang, Saronih menghargai semangat tim yang tetap menunjukkan performa luar biasa ketika All Stars Papua memberikan tekanan. Hal ini menjadi bekal kemenangan bagi All Stars Tangerang dalam mampu membalikkan situasi setiap kali mendapat serangan dari All Stars Papua.

“Alhamdulilah hari ini All Stars Tangerang tampil luar biasa karena All Stars Papua juga sangat mengesankan dengan kecepatan dan kondisi fisiknya. Secara umum, pertandingan tadi dimenangkan oleh mental dan semangat juang yang tetap terjaga meskipun menghadapi tekanan beruntun hingga kita memastikan kemenangan,” ujar Saronih dalam konferensi pers.

Pada kesempatan yang sama, pemain bertahan All Stars Papua, Jullysti Dayren Giani Matui mengakui adanya persaingan sengit dalam turnamen HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars dengan kualitas pemain yang sangat baik. Meskipun tidak berhasil meraih tiket final, para putri Papua tetap memiliki semangat tinggi untuk terus meningkatkan kemampuan mereka. "Persaingan yang luar biasa dan sangat bagus, kita harus berusaha keras untuk mencetak poin. Namun kami kurang beruntung dalam menyelesaikannya. Kami akan berusaha lebih keras lagi. Semoga di Papua lebih banyak turnamen agar kami bisa mendapatkan pengalaman lebih banyak," kata Juliesti.

Kumpulan Musisi Bandung vs Kumpulan Musisi Sumut

Di sisi lain, All Stars Bandung mampu tampil menguasai permainan dalam babak semifinal melawan All Stars Sumut. Lima menit pertama berlangsung, All Stars Bandung berhasil membuka skor menjadi 1-0 setelah umpan silang Keyra Az Zahra diterima oleh striker Dian Aprilia Pary yang langsung melepaskan tendangan mendatar di depan gawang. Kiper All Stars Sumut, Jihan Anantasya tidak sempat menghalangi karena terkecoh arah bola.

Tim All Stars Bandung kemudian menampilkan permainan ofensif dengan menghalangi gerakan penyerang All Stars Sumut, Fadilla, di area kotak terlarang. Tekanan tersebut membuat lawan tidak memiliki pilihan arah tembakan bola sehingga bisa direbut oleh lini pertahanan All Stars Bandung. Berkat kerja sama yang baik dan umpan yang tepat sasaran, posisi bola yang dikendalikan oleh All Stars Bandung mampu melaju melewati wilayah berbahaya All Stars Sumut.

Tim All Stars Sumut yang memberikan perlawanan sengit berhasil membuahkan hasil. Pada menit ke-14, Fadilla mampu menyamakan skor menjadi 1-1 setelah sigap menendang bola liar yang gagal dihalau oleh Jihan. Bola tersebut berasal dari tendangan bebas Oedaijah Oshea Sarinah. Untuk memperkuat keunggulan, All Stars Bandung kembali membentuk serangan dengan pola pressing yang intens. Memanfaatkan celah yang ada, All Stars Bandung terus-menerus mencoba melakukan tembakan langsung. Sayangnya peluang tersebut masih bisa diblok oleh lawan. Skor imbang 1-1 tetap bertahan hingga turun minum.

Setelah restart, All Stars Bandung melakukan beberapa perubahan pemain guna mempertahankan formasi dan kebugaran tim. Sambil mengamati kelemahan lawan, kerja sama antara gelandang dan winger All Stars Bandung dengan tenang mampu mengirim umpan penetrasi hingga dekat area penalti. Kesempatan emas All Stars Bandung untuk menambah poin datang dari tendangan sudut yang dilakukan oleh Wafi Fadila Hafshah pada menit ke-37. Bola yang menuju gawang ditanduk oleh Nayla Aulianti dan masuk ke dalam gawang. Skor berubah menjadi 2-1.

All Stars Bandung kembali memperoleh kesempatan yang bagus. Dian Aprilia yang meng-overlap defender All Stars Sumut Salsabila Alfa Zira di area penalti memberikan umpan pada Nayla yang dieksekusi dengan sempurna pada menit ke-50. Menutup babak kedua, satu gol tambahan tercipta melalui sundulan Dian setelah menerima umpan lambung dari pojok yang dilepaskan Wafi ke depan gawang All Stars Sumut. Babak kedua berakhir dengan skor 4-1.

Awalnya sangat ragu untuk menyundul dan menembak bola yang berujung pada gol tadi. Khawatir salah, tetapi saya memutuskan untuk berani mencoba. Kali ini lawannya benar-benar bagus, permainannya juga keras. Alhamdulilah bisa berhasil dengan keyakinan bahwa kita bisa menang," ujar Dian yang mencetak gol pembuka dan penutup dalam pertandingan semifinal Sabtu (11/7).

Pelatih Tim All Stars Bandung, Dian Nadia Mutiara menganggap kemenangan timnya disebabkan oleh kemampuan mereka memanfaatkan kelemahan pemain All Stars Sumut yang sudah kehabisan tenaga. Sementara itu, untuk menghadapi All Stars Tangerang dalam pertandingan final pada hari Minggu (13/7), ia sedang merancang strategi yang berbeda berdasarkan kekuatan dan kelemahan lawan yang akan dihadapi.

"Pertandingan yang sangat ketat di babak semifinal karena lawannya cukup tangguh. All Stars Sumut memiliki pemain-pemain cepat dan kemampuan counter attack yang bagus, hal ini yang telah kami antisipasi. Alhamdulilah, All Stars Bandung mampu tetap konsentrasi dalam menjaga pertahanan. Untuk persiapan laga final, kami akan mengevaluasi hasil pertandingan, memperbaiki kekurangan di lini depan, tengah, dan belakang. Kami melihat keunggulan lawan yang sering bermain cepat, jadi saya akan membatasi peluang jalur-jalur umpan mereka," ujar pelatih Dian.

Laga final HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars akan mempertemukan All Stars Tangerang melawan All Stars Bandung pada hari Minggu (13/7) di Supersoccer Arena, Kudus, Jawa Tengah. Pertandingan akan dimulai pukul 09.00 WIB.

Kunjungi akun Instagram @milklifesoccer dan @pialapertiwi serta situs webnyawww.milklifesoccer.comUntuk mengetahui jadwal pertandingan, hasil kompetisi, klasemen serta daftar pemain yang mencetak gol dalam HYDROPLUS Piala Pertiwi U14 & U16 2025 All Stars. Nikmati keseruan pertandingan secara langsung dan gratis di Supersoccer Arena, Rendeng, Kudus atau saksikan melalui siaran langsung di Vidio.com dan FIFA+.

(*)

-Masa depan bek tengah Ibrahima Konate di Liverpool semakin menjadi perhatian. Pemain asal Prancis ini belum juga memperpanjang kontraknya yang akan berakhir pada tahun depan.

Di tengah ketidakpastian tersebut, Liverpool menetapkan harga 43,2 juta Poundsterling atau sekitar Rp 920 miliar untuk pemain tersebut, jika ada klub yang ingin menggaetnya pada musim panas ini.

Namun tindakan Liverpool mungkin tidak memiliki arti. Real Madrid, yang menjadi peminat utama, justru memutuskan untuk menunggu.

Melansir media Inggris Sport Mole, klub asal Spanyol tersebut berkeinginan untuk mendapatkan Konate secara gratis pada musim panas 2026. Mereka mengikuti pendekatan yang sama seperti saat merekrut Trent Alexander-Arnold.

Konate diboyong oleh Liverpool dari RB Leipzig pada 2021 dengan harapan besar. Dalam empat musim terakhir, ia tampil dalam 132 pertandingan dan mencetak lima gol serta empat assist.assist di semua ajang.

Pada musim 2024/2025, ia tampil secara rutin dan menjadistarterdalam 30 pertandingan Liga Premier yang membantu The Reds meraih gelar juara. Namun kebersamaan ini bisa berakhir tanpa mendapatkan manfaat finansial bagi Liverpool.

Konate kini berada di bulan terakhir dari kontraknya. Menurut aturan FIFA, mulai Januari 2026 dia berhak untuk berdiskusi dan menandatangani prakontrak dengan klub luar negeri, yang menjadi risiko yang ingin dihindari oleh klub Merseyside.

Real Madrid Menggunakan Strategi Menunggu

Real Madrid kini menjadi klub yang paling mendekati Konate. Beberapa laporan menyebutkan bahwa bek berusia 26 tahun itu telah memberikan tanda bahwa dia ingin bergabung dengan Santiago Bernabeu pada musim panas 2026.

Los Blancos tetap tenang. Mereka tidak akan mengajukan tawaran resmi kepada Liverpool musim ini, karena merasa bisa mendapatkan Konate secara gratis setahun lagi.

Situasi ini serupa dengan kasus transfer Trent Alexander-Arnold. Perbedaannya, dalam kasus Alexander-Arnold, Real Madrid bersedia membayar 8 juta Poundsterling agar bisa segera memasukkan pemain tersebut ke dalam skuad untuk mengikuti Piala Dunia Antarklub. Namun, untuk Konate, klub yang dilatih Xabi Alonso lebih memilih menunggu.

Terlebih lagi, persediaan pemain bek mereka masih memadai. Antonio Rudiger, Eder Militao, David Alaba, Dean Huijsen, dan Raul Asencio masih bisa dimainkan, meskipun beberapa di antaranya menghadapi kendala dalam kondisi fisik atau performa.

Liverpool Tetap Beri Label Harga

Meskipun mengetahui kemungkinan besar Konate akan pergi secara gratis tahun depan, Liverpool tetap berupaya mengurangi kerugian. Mereka menetapkan harga minimal 43,2 juta Poundsterling bagi klub mana pun yang ingin menggaet Konate pada musim panas ini.

Namun, Real Madrid tidak tertarik. Mereka telah mengontrak Dean Huijsen dari Bournemouth dengan biaya transfer sebesar 50 juta Poundsterling (sekitar Rp 1 triliun), dan tampaknya belum bermaksud menambah beban keuangan mereka pada musim panas ini.

Dengan asumsi Konate tetap bermain selama satu musim lagi, Liverpool akan mengandalkan kombinasi antara dirinya, Virgil van Dijk, dan Joe Gomez, dalam menjaga lini belakang pada musim 2025/2026.

Namun, hal ini bisa menjadi taruhan besar. Jika Konate tetap menolak untuk memperpanjang kontrak, The Reds akan kehilangan salah satu bek terbaiknya secara gratis pada akhir musim. Opsi ini pasti memaksa manajemen klub untuk mempertimbangkan langkah strategis berikutnya.

Jika Konate akhirnya meninggalkan Liverpool, lini belakang tim tersebut akan semakin kurang tebal. Pasalnya, mereka juga telah melepaskan dua bek lainnya musim ini, yaitu Jarell Quansah yang pindah ke Bayer Leverkusen dan Nat Phillips yang berpindah ke West Bromwich Albion.

Kondisi ini memperkuat diskusi mengenai perekrutan bek baru. Salah satu nama yang muncul adalah Marc Guehi dari Crystal Palace. Namun keadaannya serupa dengan Konate. Guehi juga berada di tahun terakhir kontraknya dan kemungkinan besar akan pergi secara gratis musim depan.

Arne Slot, pelatih baru Liverpool, memang memiliki beberapa pemain muda seperti Amara Nallo dan Wellity Lucky dari akademi. Namun, mengandalkan pemain yang belum berpengalaman untuk seluruh musim terasa terlalu berisiko, terlebih dengan tujuan menjaga gelar liga.

Tantangan Perjanjian di Tengah Masa Anggaran Kaku

Kasus Konate kembali menunjukkan tantangan yang sering dihadapi klub-klub besar pada masa kini. Tetap mempertahankan pemain bintang dan menghadapi risiko kehilangannya secara gratis. Atau menjual lebih cepat namun berpotensi kehilangan kontribusi signifikan di lapangan.

Liverpool kini menghadapi keputusan berat. Apakah mereka bersedia melepaskan Konate pada musim panas ini sesuai harga yang ditentukan, atau mempertahankannya selama satu musim lagi dengan kemungkinan besar tidak mendapatkan imbalan finansial apa pun?

Satu hal yang jelas, Real Madrid akan tetap menunggu di akhir jalan. Dan jika Konate belum memperpanjang kontraknya, maka The Reds perlu segera bertindak cepat mencari pengganti sebelum terlalu terlambat.

Berita Arema FC Terkini: Paulinho Minta Maaf ke Ole Romeny, Respons Oxford United

, -Kabar terbaru Arema FC hari ini, Minggu (13/7/2025), menjadi perhatian, salah satunya mengenai tekel keras yang dilakukan terhadap Ole Romeny sehingga pemain asing Paulinho Moccelin mendapat kritik.

Paulinho Moccelin merasa stres hingga sulit tidur karena serangan netizen, sehingga meminta maaf secara langsung kepada Ole Romeny.

Sementara pelatih Arema FC, Marcos Santos, menyampaikan permintaan maafnya karena belum mampu membawa Piala Presiden 2025 kembali ke Malang.

Berikut ulasan selengkapnya:

1. Paulinho Kewalahan Meminta Maaf Kepada Ole Romeny

Pemain asing Arema FC, Paulinho Moccelin yang baru saja menyatu untuk musim 2025-2026 mengalami kritikan keras dari netizen Indonesia.

Paulinho mengalami tekanan mental setelah menerima banyak tekanan akibat tindakan kerasnya terhadap pemain Timnas Indonesia yang bermain untuk Oxford United, Ole Romeny.

Isu menjadi lebih rumit karena wasit tidak memberikan kartu merah kepada Paulinho, sehingga Ole Romeny sempat menyampaikan keluhannya melalui media sosial.

Laga antara Arema FC melawan Oxford United berlangsung dalam ajang pramusim Piala Presiden 2025 pada Kamis, (10/7/2025) di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

Pertandingan antara kedua pihak memang dihiasi dengan kejadian cedera hingga lampu padam.

Pada awal pertandingan, Ole Romeny berhasil mencetak gol kedua untuk timnya, yang mampu mengalahkan Arema FC dengan skor 4-0.

Namun, tidak lama setelah gol tersebut, Paulinho melakukan tekel yang menyebabkan Romeny jatuh dan mengalami cedera.

Setelah kejadian itu, Romeny tampak meringis kesakitan dan harus dibawa keluar lapangan menggunakan tandu.

Sementara wasit tidak memberikan kartu merah terhadap kejadian tersebut.

Karena pelanggaran yang keras terhadap Romeny, Paulinho mendapat banyak kritik dari netizen di media sosial sehingga harus menutup kolom komentar di akun Instagramnya.

Sehari setelah pertandingan, Paulinho mengambil inisiatif untuk mengunjungi tim Oxford United dan meminta maaf atas kejadian yang terjadi.

Paulinho juga menyampaikan kepada penerjemahnya bahwa ia merasa sangat menyesal dan tidak bisa tidur setelah melakukan tindakan itu.

Penerjemah juga menambahkan bahwa Paulinho berharap segera bertemu dengan Ole Romeny untuk menyampaikan penyesalannya secara langsung.

"Maka beri tahu mereka bahwa dia (Paulinho) merasa tidak nyaman dan meminta maaf, serta mungkin suatu hari nanti mereka bisa berkomunikasi melalui media sosial," kata penerjemah Paulinho, dilansir dari YouTube Arema FC.

Mereka juga menyampaikan permintaan maaf dari Arema FC dan Paulinho mengenai kejadian tersebut.

2. Respons Oxford United

Merupakan respons dari permintaan maaf Paulinho, Oxford United menganggap hal tersebut tidak perlu dilakukan karena secara pribadi Ole Romeny tidak merasa memiliki masalah.

"Bukan soal tidak ada, dia tidak menganggapmu buruk," kata perwakilan klub saat Paulinho menyampaikan permintaan maaf di hotel tempat tim Oxford menginap.

"Ini adalah sepak bola, dan berbagai kemungkinan bisa terjadi," tambahnya dilansir dariKompas.com (grup suryamalang), Sabtu (12/07/2025).

Wakil tim Oxford menekankan bahwa sepak bola merupakan olahraga yang kompetitif dan kejadian seperti cedera adalah hal yang biasa dalam pertandingan.

Sebelumnya, Oxford United memang sempat merasa tidak nyaman dengan jalannya pertandingan.

Situs resmi Oxford United bahkan memberikan sindiran tajam terhadap keputusan wasit.

Pihak klub mengakui, Paulinho seharusnya menerima hukuman kartu merah.

Terlebih lagi, wasit pada malam itu juga didampingi oleh perangkat VAR.

"Sayangnya, itu menjadi aksi terakhirnya dalam pertandingan tersebut akibat tekel keras dari striker Arema, Paulinho," tulis situs resmi Oxford United.

"Menyebabkan pergelangan kaki pemain cedera dan memaksa dia keluar lapangan menggunakan tandu" lanjut Oxford.

"Luarnya, tendangan itu diserahkan ke VAR dan wasit hanya memberikan kartu kuning, bukan kartu merah," tuturnya.

3. Marcos Santos Gagal Mengangkat Gelar Juara

Sementara itu, pelatih Arema FC, Marcos Santos tidak berhasil membawa Arema FC meraih gelar juara pada tahun ini dan hanya mampu membawa pulang piala kayu dari Piala Presiden 2025.

Sebagai juara yang sedang mempertahankan gelar, Arema FC memiliki kebanggaan tersendiri meskipun Piala Presiden merupakan turnamen pramusim.

Marcos Santos, yang baru bergabung sebagai pelatih di awal musim ini, meminta maaf kepada para penggemar setia Arema FC, Aremania.

Di akhir klasemen, Arema FC berada di posisi terbawah dengan hanya meraih satu poin.

Poin yang diraih sama dengan Liga Indonesia All Star, tetapi Arema FC kalah dalam perhitungan selisih gol.

Hal tersebut tidak lepas dari performa buruk pada pertandingan ketiga, saat Arema FC kalah telak 0-4 melawan Oxford United yang akhirnya berhasil melaju ke final mewakili Grup A.

Marcos Santos berusaha bersikap lapang dada dan memberi semangat kepada rekan-rekannya dalam menerima situasi ini.

"Yang paling membuat saya bangga adalah sikap pemain kami. Mereka terus berjuang hingga menit terakhir meski tertinggal jauh," ujar Marcos Santos mengutip.wearemania.net, Jumat (11/7/2025).

Marcos Santos juga meminta maaf kepada Aremania terkait hasil yang diraih Arema FC dalam Piala Presiden 2025.

Pelatih asal Brasil itu berjanji bahwa timnya akan tampil lebih baik dalam Super League 2025-2026.

Ribuan pendukung Arema hadir di tribun Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

Penggemar Arema datang tidak hanya dari kawasan Malang Raya, tetapi juga dari Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, serta Jabodetabek.

"Saya ingin menyampaikan permintaan maaf kepada Aremania, mereka terus memberi semangat kepada kami dan menghargai usaha kami dengan bertepuk tangan di akhir pertandingan," ujar Marcos Santos.

Setelah mengalami kegagalan dalam Piala Presiden 2025, tim Arema FC memutuskan untuk kembali ke Malang pada hari Jumat (11/7/2025).

Arema FC memutuskan untuk tidak menyaksikan pertandingan perebutan posisi ketiga antara Liga Indonesia All Star melawan Dewa United (12/7/2025) serta laga final antara Oxford United dan Port FC (13/7/2025).

Pelatih Marcos Santos memberikan jeda bagi para pemain dari kegiatan latihan selama beberapa waktu.

"Kami langsung pulang ke Malang setelah bertanding melawan Oxford. Tim libur hingga hari Minggu (13/7/2025)," ujar asisten pelatih Arema, Kuncoro, seperti dikutip.wearemania.net

Kuncoro mengatakan, Arema beralih fokus ke Liga Super 2025-2026.

Persiapan yang dilakukan oleh Arema FC akan kembali dilanjutkan pada minggu depan.

"Kita akan berlatih kembali pada hari Minggu (13/7/2025) di Lapangan ARG (Lawang, Kabupaten Malang) di waktu sore," ujar pelatih asli Malang tersebut.

Seperti yang diketahui, pertandingan musim depan akan dimulai pada 8 Agustus 2025 mendatang.

Maknanya, waktu persiapan Arema serta klub peserta lainnya tinggal tersisa kurang dari sebulan lagi.

Ikuti channel SURYA MALANG di >>>>>WhatsApp 

Diberdayakan oleh Blogger.