Halloween party ideas 2015

Janji Kompensasi PLN: Ajus Linggih Menagih

medkomsubangnetwork, DENPASAR -Ajus Linggih, yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi II DPRD Bali, Agung Bagus Pratiksa Linggih, turut memberikan tanggapan terkait imbauan PLN mengenai penjor menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Ketua HIPMI Bali, Ajus Linggih, berharap PLN dapat melakukan penyesuaian dan beradaptasi dengan adat serta budaya yang berlaku di Bali.

Oleh karena itu, perayaan Galungan berakar dari kemenangan kebaikan (dharma) atas kejahatan (adharma), yang pertama kali diperingati pada tahun 882 Masehi atau Saka 804. Pemasangan penjor merupakan ciri khas yang selalu ada dalam setiap Hari Raya Galungan.

"Seharusnya PLN yang beradaptasi. Warga Bali sudah memasang penjor jauh sebelum tiang listrik berdiri. Pemasangan tiang listrik itu seharusnya mempertimbangkan keberadaan penjor-penjor di Bali," ujar Ajus Linggih pada Selasa, 18 November 2025.

Polemik tersebut juga mendapat perhatian dari Rektor Undhira, Prof. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA., Pengamat Budaya Wayan Suyadnya, Ketua Umum Paiketan Krama Bali, Dr. Ir. I Wayan Jondra, serta Ketua PHDI I Nyoman Kenak, selain Ajus Linggih.

Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Oka Antara, turut hadir. Selain itu, hadir pula Tokoh Publik Dr. Somvir, yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat NasDem DPRD Bali. Turut hadir pula Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali, Anak Agung Bagus Tri Candra Arka SE (Gung Cok).

 

Dalam kesempatan tersebut, Ajus Linggih juga belum menerima informasi mengenai janji PLN untuk memberikan ganti rugi kepada pelanggan di Bali yang terkena dampak pemadaman listrik besar-besaran pada Mei 2025.

 

Kompensasi tersebut akan diberikan dalam bentuk potongan tarif listrik bagi pelanggan, yang akan berlaku 1-2 bulan pasca kejadian dan mengikuti ketentuan Permen ESDM Nomor 27 Tahun 2017.

 

Pada hari Jumat, 2 Mei 2025, menjelang Hari Raya Kuningan, Pulau Dewata mengalami pemadaman listrik total.

 

Ajus Linggih mendesak PT PLN (Persero) agar memikul tanggung jawab atas dampak kerugian ekonomi yang dialami Bali.

 

Akibatnya, pemadaman listrik yang berlangsung lebih dari 12 jam, bahkan berlanjut hingga keesokan harinya di beberapa wilayah, menunjukkan adanya kelalaian yang berdampak signifikan terhadap perekonomian Bali.

 

"Hingga kini belum ada pengumuman resmi mengenai kompensasi tersebut. Bahkan, masyarakat Bali pun belum menerima kompensasi atas kasus pemadaman listrik yang terjadi sebelumnya," tegasnya.

 

Sementara itu, Gung Cok menanggapi kehebohan imbauan PLN menjelang Hari Raya Galungan.

 

Pasca PLN memberikan himbauan mengenai jarak aman pemasangan penjor dari kabel listrik.

 

Ia menilai himbauan tersebut sah secara teknis, namun berpotensi menimbulkan masalah baru jika tidak mempertimbangkan aspek adat dan tradisi masyarakat Bali.

 

Menurut Gung Cok, edukasi tentang jarak aman memang perlu, tetapi tidak boleh mengurangi makna sakral penjor sebagai simbol kemenangan dharma melawan adharma dalam tradisi Bali.

 

"Kalau himbauan nike bersifat positif menurut saya, tapi tidak seperti dalam arti menyampingkan tradisi dari orang Bali membuat penjor sekarang kan pas kabel PLN itu di depan rumah dan sejajar dengan rumah, pernah kejadian juga di Kerobokan kejadian terkena setrum pada saat membuka penjor," kata Gung Cok saat dikonfirmasi awak media di Denpasar, Senin, 17 November 2025.

 

Ia mengakui bahwa himbauan tersebut bertujuan mencegah kecelakaan, khususnya karena kasus tersetrum akibat penjor pernah terjadi. Namun, ia menegaskan pentingnya menjaga harmonisasi antara keselamatan dan pelestarian tradisi.

 

"Jadi, penjor itu didoakan, menurut saya sih itu bagus, supaya tidak ada bencana atau kecelakaan," jelasnya.

 

Manajer PLN UP3 Bali Utara, Elashinta, sebelumnya memberikan penjelasan mengenai imbauan yang telah disampaikan kepada warga Bali terkait jarak aman pemasangan penjor dari jaringan listrik, pada hari Kamis (13/11/2025).

 

Elashinta menjelaskan bahwa imbauan tersebut dikeluarkan murni demi menjamin keamanan, kenyamanan, dan keselamatan seluruh pihak, sehingga masyarakat dapat beribadah dengan tenang tanpa ancaman bahaya, misalnya tersengat listrik.

 

Peringatan ini dikeluarkan mengingat sekarang sudah masuk musim hujan. Bambu penjor yang basah berisiko menghantarkan listrik jika terlalu dekat dengan kabel jaringan. Hal ini tentu dapat membahayakan, oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk saling mengingatkan demi menjaga keselamatan bersama, terangnya.

 

Elashinta juga menekankan bahwa imbauan tersebut disampaikan tanpa sedikit pun niat untuk menyinggung adat serta budaya Bali.

 

“Saya memohon maaf dengan tulus jika penjelasan saya sebelumnya menyebabkan kesalahpahaman atau menyakiti hati masyarakat Bali. Tujuan kami murni untuk menjamin semua umat dapat merayakan hari raya ini dalam keadaan aman dan tentram,” ucapnya.

 

Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Buleleng, Dewa Putu Budarsa, dalam sebuah video, menyatakan dukungannya terhadap perlunya mengutamakan keselamatan saat memasang penjor, seraya memastikan nilai adat dan kesakralannya tetap terjaga.

 

"Sebenarnya, apa yang disampaikan ini merupakan wujud kepedulian terhadap keselamatan kolektif. Meskipun kita tetap memegang teguh nilai-nilai budaya, menjaga keamanan masyarakat juga merupakan keharusan. Kedua hal ini tidak bertentangan, melainkan saling menguatkan," ujar Dewa Putu Budarsa.

 

Penegasan ini menunjukkan kerja sama antara lembaga adat dan pihak-pihak terkait demi menjamin tradisi dan keamanan berjalan berdampingan, agar masyarakat bisa merayakan Hari Suci Galungan dan Kuningan dengan rasa aman, tertib, serta penuh arti.

Diberdayakan oleh Blogger.