Halloween party ideas 2015
Tampilkan postingan dengan label subang. Tampilkan semua postingan


Subang - Alun-alun Subang akan direvitalisasi agar bisa menjadi lokasi wisata gratis bagi warga. Sumber anggaran untuk revitalisasi alun-alun tersebut berasal dari APBD Provinsi Jawa Barat.

Rencana revitalisasi itu, dibeberkan oleh Kepala Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (DP4D) Subang Hari Rubiyanto. Dia menyebut ada beberapa poin penting terkait kegiatan revitalisasi yang akan dilaksanakan.

Baca artikel detikjabar, "Alun-alun Subang Akan Direvitalisasi, Warga: Lebih Penting Perawatannya" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/berita/d-6306203/alun-alun-subang-akan-direvitalisasi-warga-lebih-penting-perawatannya.

Pertama kegiatan revitalisasi Alun-alun Subang menggunakan dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. "Kedua, ini yang paling penting bahwa revitalisasi tidak mengubah design Tugu Benteng Pancasila, namun lebih dirapihkan, kelestarian tetap dijaga," ujar Hari kepada detikJabar, Kamis (22/9/2022).

Selanjutnya, program revitalisasi Alun-alun Subang ini merupakan program strategis dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. "Ketiga program ini termasuk program strategis Pak Gubernur untuk menyediakan tempat yang representatif bagi masyarakat Subang untuk healing," katanya.

Kemudian poin keempat, penataan meliputi tempat upacara, tempat olahraga, jogging track, tempat UMKM, dan parkir. Selain itu, pembangunan beberapa taman di Alun-alun Subang.

"Terakhir kita sangat berharap dukungan dari seluruh warga Subang, agar Alun-alun Subang dapat menjadi salah satu kebanggaan bagi masyarakat," ujarnya.

Revitalisasi Alun-alun Subang ini merupakan yang kedua kalinya. Pada revitalisasi tahap pertama dilakukan di era Bupati sebelumnya yakni Imas Aryumningsih.

Namun pada tahap kedua ini, Hari belum memastikan progres pembangunan dimulai. Rencananya, Alun-alun Subang akan dibuatkan konsep seperti halnya Gasibu.

"Kalau anggaran saya belum dapat, karena kan masih di provinsi dan belum ditetapkan. (Tapi revitalisasi ini) Konsepnya kurang lebih seperti Gasibu," ungkapnya.

Sementara itu, masyarakat Subang menyambut positif rencana revitalisasi Alun-alun Subang. Seperti yang diungkapakan Deni Nugraha (29), warga Pasirkareumbi.

Menurutnya Alun-alun Subang sebagai wajah Kabupaten Subang sudah semestinya direvitalisasi. Sebab penataannya sudah tidak memadai, terlebih jika akhir pekan, semrawutnya sudah keterlaluan.

"Sebetulnya yang lebih penting adalah perawatannya, jangan sampai setelah direvitalisasi malah tidak dirawat," kata Deni.

Selain itu, penataan pedagang kaki lima juga perlu diperhatikan. Jangan sampai para pedagang tidak ditata sehingga membuat suasana di kawasan Alun-alun menjadi semrawut.

"Itu berarti kan harus ditata dengan serius, penempatan selfie misal di mana, pedagang atau UMKM di mana, biar rapih lah gitu," kata dia.

Baca juga:
Bahtera Dedi Mulyadi-Anne Ratna Diterpa Keretakan
Senada dengan Deni, warga lain Ilham (33), juga mendukung dengan upaya atau rencana revitalisasi Alun-alun Subang. Dia berharap, alun-alun yang memiliki bangunan tugu ikonik seperti tugu Benteng Pancasila juga dapat dikelola dengan baik.

"Selama ini kan kehadiran tugu benteng Pancasila itu seperti biasa saja, nah mudah-mudahan saja dengan direvitalisasi menjadi tidak biasa-biasa, minimal memiliki daya tarik bagi anak muda, atau kebanggaan," ujarnya.


https://apps.detik.com/detik/


Kabupaten Subang adalah salah satu bagian dari daerah di Provinsi Jawa Barat yang memiliki lahan yang subur. Letaknya ada di sebelah utara Provinsi Jawa barat, berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Karena tanahnya subur, sebagian besar lahan di Kabupaten ini digunakan untuk pertanian. Berikut sejarah Kabupaten Subang selengkapnya.

Sementara itu,, Kabupaten Subang juga menjadi salah satu jalur utama perekonomian masyarakat di Pulau Jawa, karena dilintasi oleh Jalan Pantura dan Tol Cipali. Laman wikipedia.org menyebut, Jalur Pantura yang berada di Kabupaten Subang adalah yang tersibuk di Pulau Jawa.

Awal mula nama Subang

Tidak memiliki catatan resmi mengenai dari mana asal kata Subang yang kini kita kenal. Hingga kini acuan untuk mengetahui asal usul nama Subang sebagian berasal dari cerita rakyat atau ingatan kolektif orang-orang tua zaman dulu.

Berawal satu kisah yang terkenal mengenai asal mula nama Subang adalah yang tercantum dalam babad Siliwangi. Laman kotasubang.com menulis, nama Subang berasal dari nama seorang perempuan yakni Subanglarang atau Subangkarancang. Dikisahkan bahwa Subang Larang adalah seorang santri yang belajar di sebuah pesantren di Karawang yang diasuh oleh Syekh Datuk Quro.

Namun seiring berjalannya waktu, Subanglarang dipersunting oleh Raden Pamanah Rasa yang bergelar Prabu Siliwangi Raja Pajajaran. Keduanya lalu menikah dan memiliki 3 orang anak yang diberi nama Raden Walangsungsang, Ratu Rara Santang dan Kian Santang.

Lainnya mengatakan, kata Subang berasal dari nama sebuah daerah di daerah Kuningan, Jawa Barat. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda dulu, ada sebuah perusahaan perkebunan milik Belanda yang bergerak di perkebunan teh, kopi, karet, dan tebu di daerah yang kita kenal sebagai Subang saat ini. Untuk mengembangkan usaha perkebunan tersebut, didatangkanlah para pekerja dari berbagai daerah, salah satunya dari Subang Kuningan.

Pada saat itu di wilayah Subang belum banyak penduduknya. Para pekerja dan Subang Kuningan tersebut lalu mendirikan sebuah perkampungan di sekitar pabrik, dan kemudian perkampungan ini dikenal dengan nama Kampung Subang, sesuai tempat asal mereka. Sejak itulah kata Subang digunakan sebagai nama daerah Kabupaten Subang yang kita kenal saat ini.

Sejarah Kabupaten Subang

Keterangan catatan sejarah, wilayah Kabupaten Subang sudah didiami oleh kelompok masyarakat sejak masa prasejarah. Ini terbukti dengan ditemukannya sebuah kapak batu di daerah Bojongkeding (Binong), Pagaden, Kalijati dan Dayeuhkolot (Sagalaherang). Temuan benda prasejarah ini menunjukkan pada saat itu, di wilayah Kabupaten Subang sudah ada sekelompok masyarakat yang hidup sederhana dan melakukan aktivitas pertanian.

Awal penyebaran agama Hindu di Nusantara, wilayah Kabupaten Subang dikuasai oleh tiga kerajaan, yakni Tarumanagara, Galuh dan Pajajaran. Pada saat itu ketiga kerajaan tersebut diduga telah melakukan hubungan dagang dengan kerajaan maritim hingga di luar wilayah Nusantara. Salah satu bukti yang terkait dengan hal tersebut adalah ditemukannya peninggalan berupa pecahan keramik dari Cina di wilayah Kabupaten Subang, yakni di kawasan Patenggeng atau Kalijati.

Usai runtuhnya kerajaan Pajajaran, wilayah Kabupaten Subang menjadi rebutan sejumlah kekuatan, diantaranya Kerajaan banten, Mataram, Sumedang Larang, VOC, inggris hingga kerajaan Belanda. Salah satu yang menjadi pemicu perebutan tersebut adalah suburnya wilayah Subang, serta letaknya yang tak begitu jauh dari Batavia.

Meski secara administratif, Kabupaten Subang berdiri pada 5 April 1948. Ini adalah imbas pemekaran kabupaten Karawang yang dibagi menjadi Kabupaten Karawang Barat dan Karawang Timur. Kini Kabupaten Karawang Barat menjadi Kabupaten Karawang. Sementara pada 1950, Kabupaten Karawang Timur menjadi Kabupaten Purwakarta dengan Ibu Kotanya yakni Subang. Dan hingga kini penetapan berdirinya Kabupaten Karawang Timur menjadi momentum untuk menentukan kelahiran Kabupaten Subang.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen




Satu terobosan yang dilakukan oleh IPT P5A DP2KBP3A Kecamatan jalancagak ciater membuat aplikasi data penduduk di kampung KB secara onl;;ine, alamat websitennya dapat diakses di www.kampungkb.web.id

Aplikasi berbasis website ini adalah berisi laporan updating data di kampung KB se jalancagak dan Ciater untuk sementara dipusatkan di Kampung KB dibawah binaan UPT P5A DP2KBP3A Kecamatan jalancagak ciater

Usulan ini dikemukaan oleh Kasubag Ibu Nenti Susanti,S.Sos untuk tertib administrasi di kampung KB , selanjutnnya aplikasi ini dapat dijadikan sebagai sarana evalusi penduduk di Kampung KB 

Rapat kordinasi bersama kabid kominfo kabupaten subang beberapa waktu lalu , dengan bersinergi dengan kominfo relawan TIK mendorong mewujudkan Subang SmartCity dan E goverment dan Desa online.

Secara bertahap pemda Subang melalui Kominfo terus berupaya membangun sarana dan prasarana , demikin juga RTIK kabupaten Subang siap menjadi garda terdepan untuk membatu program program berbasis teknologi informatika.




Dalam rangka meningkatkan Ukhuwah Islamiah, Pemerintah Kabupaten Subang menggelar Kegiatan Safari Ramadan. Acara diselenggarakan di Masjid Jamie Al-Falah, Dusun Tanjungsalep, Kecamatan Compreng, Kamis (9/5/2019).


Kegiatan Safari Ramadan dipimpin oleh Wakil Bupati Subang Agus Masyukur Rosyadi, S.Si. MM, hadir pula Pj. Sekda Drs. H. Aminudin, M.Si, unsur Forkopimda Kabupaten Subang, para Kepala OPD, para Camat, para Ketua Organisasi Islam, serta Pimpinan BUMN/BUMD Kabupaten Subang.


Menurut Wakil Bupati, Safari Ramadan merupakan kegiatan rutin  yang dilaksanakan setiap bulan ramadan. Kegiatan tersebut  selain untuk menjalin ukhuwah islamiah antar sesama kaum muslimin, juga untuk mendekatkan Pemerintah Kabupaten Subang dengan masyarakat.


"Semoga Allah lipatgandakan pahalanya dan mudah-mudahan diberikan keberkahan untuk Kabupaten Subang," ujar Wakil Bupati.


Wakil Bupati juga mengajak kepada masyarakat Kecamatan Compreng agar  senantiasa mengoptimalkan bulan ramadan dengan mengisi kegiatan yang positif.


"Marilah kita perbanyak amal ibadah kita di bulan ramadan ini, dan tak lupa santunilah juga anak-anak yatim dan orang miskin berikan kebahagiaan kepada mereka," ajak Wakil Bupati.


Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahan bantuan diantaranya bantuan berupa perlengkapan untuk masjid yang diserahkan kepada Ketua DKM Jamie Al-Falah dan penyerahan bantuan kepada anak yatim piatu dan kaum dhuafa total sebesar Rp.10.000.000.


Pada kesempatan tersebut juga dilakukan peresmian taman hiburan raya Desa Jatimulya ditandai dengan penandatangan prasati oleh Wakil Bupati Subang. (Diskominfo/ Rovit)






Berkesannya sebuah kota seringkali bukan karena "kecantikan", atau "kemegahan" kota tsb, melainkan karena cerita di dalamnya yang berkaitan langsung dengan semua peristiwa yang kita alami bersama orang-orang yang kita kenal.


Dan hal itulah yang saya rasakan sendiri dengan sebuah kota bernama "Subang". Meski bersahaja dan tak menampilkan gemerlap keindahan kota, namun nyatanya kota Subang mampu meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya.


Subang merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Subang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah Utara, Kabupaten Indramayu di sebelah Timur, Kabupaten Sumedang di sebelah Tenggara, Kabupaten Bandung Barat di Selatan, serta Kabupaten Purwakarta dan Karawang di sebelah barat. 


Karena dilintasi oleh jalur "pantura", maka cuaca di kota ini terbilang panas, dan sebagian masyarakatnya yang tinggal di daerah "pesisir" pun menggunakan bahasa Cirebon dialek Indramayu atau yang dikenal dengan nama "basa dermayon". 


Sedangkan sebagian besar masyarakat lainnya menggunakan bahasa "sunda" untuk berkomunikasi sehari-hari. Menurut sejarah, Subang didirikan pada tanggal 5 April 1948, yang sekaligus diperingati sebagai "Hari Jadi" kota tsb.


Saya menginjakan kaki di kota kecil itu sekitar tahun 1987an awal atau saat saya masih berumur 5,5 tahun. Saat itu saya dan keluarga baru pindah dari kota Karawang yang merupakan kota kelahiran saya, dikarenakan Ayah saya waktu itu bekerja di sebuah Bioskop yang ada di kota Subang, namanya "Bioskop Chandra". 


Kami sekeluarga tinggal di daerah pusat perkotaannya. Namun meskipun begitu, kondisi kota tsb waktu itu masih sangat sepi. Bangunan-bangunan pun belum banyak, selain pertokoan biasa yang bentuknya biasa saja. Lalu lalang kendaraan pun terbilang sedikit.


Saya tinggal di kota Subang selama 11 tahun, atau dari kurun waktu 1987 sampai dengan pertengahan 1998. Namun begitu, banyak kenangan yang tersimpan dan tak pernah pupus meski waktu terus berjalan. 


Setelah pindah kota saya pernah dua kali mengunjungi kota Subang, yaitu pada akhir tahun 2006 saat menghadiri pernikahan teman saya, lalu pada pertengahan tahun 2009 saat menemani kakak saya ke rumah temannya  di Kalijati, Subang.


Subang masih saja terlihat "sepi", meski tak sesepi dulu, karena lalu lalang kendaraan yang bertambah, dan banyak bangunan baru yang berdiri. Namun Subang tetap menjanjikan 'daya tarik' tersendiri. Dan beberapa tempat diantaranya bisa dijadikan destinasi wisata bila mengunjungi kota Subang.


Alun-alun kota Subang


Alun-alun kota ini terletak di pusat kota Subang dan berhadapan dengan "Masjid Agung Subang" yang dipisahkan oleh jalan. Alun-alun ini bisa dibilang cukup luas. 


Dulu tempat ini meninggalkan begitu banyak momen bagi saya. Setiap tahun saya dan keluarga saya melaksanakan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha di Alun-alun kota Subang. Kami berangkat dan pulang dengan berjalan kaki. Kebetulan jarak rumah kami ke Alun-alun Subang ini tidak terlalu jauh. 


Selain itu, ketika saya menginjak bangku Sekolah Dasar, saya sering menghabiskan waktu bermain bersama sahabat saya di sana, mulai dari bermain serosotan, main kejar-kejaran, berlari mengelilingi alun-alun, atau hanya sekedar 'bengong' saja. 


Di alun-alun ini pun selalu digunakan untuk Upacara Bendera 17 Agustus, yang selalu dihadiri oleh anak-anak sekolah, dan saya termasuk didalamnya. 


Dulu tempat ini hanya berupa lapangan rumput yang luas, sebuah tugu di tengah, dan 'arena bermain anak' di pinggirnya. Namun seiring perkembangan zaman dan waktu yang berjalan, alun-alun kota Subang terlihat 'pangling' lengkap dengan berbagai fasilitas dan berbagai hiasan di dalamnya yang membuatnya terlihat cantik dan multifungsi.


Mesjid Agung kota Subang


Mesjid yang terletak di seberang alun-alun kota ini bentuknya cukup unik dan tempatnya pun cukup luas. Bagi anda yang berasal dari luar kota dan ingin melaksanakan solat, mesjid ini bisa digunakan karena tempatnya berada di pusat kota.


Wisma Karya Subang


Tempat ini sangat mudah ditemui bila kita datang dari arah Bandung menuju ke pusat kota Subang, karena letaknya di perempatan jalan besar dan bisa langsung terlihat bila kita turun dari bis.


Bangunan ini adalah bangunan kuno peninggalan Belanda, dan bisa dibilang sebagai bangunan "iconik" dan sarat sejarah bagi warga Subang. Saat ini Wisma Karya biasa digunakan untuk event-event penting, mulai dari acara pernikahan, acara seminar, acara pameran lukisan, dsb.


Tempat ini pun sering digunakan sebagai tempat nongkrong anak muda. Dulu saya juga sering bermain bersama teman-teman saya di sekitaran Wisma Karya, terutama saat hari Minggu pada pagi atau sore hari.


Tempat pemandian air panas "Ciater"


Kota Subang memiliki Objek Wisata Unggulan yang bernama "Sari Ater" atau yang lebih akrab disebut "Ciater", yang dari dulu hingga kini namanya telah cukup populer di Indonesia. 


Ciater merupakan tempat pemandian air panas yang sangat menarik. Apalagi saat ini Ciater terus berbenah dengan segala macam fasilitas dan jenis objek wisatanya. Saya sendiri pernah beberapa kali mengunjungi Ciater. Terakhir kali saya mengunjunginya ketika akhir tahun 2006, saat itu sahabat saya kebetulan bekerja di sana, jadi saya bisa masuk secara 'gratisan'.


Pantai Pondok Bali


Pantai ini terletak di desa Mayangan, Legonkulon, kabupaten Subang. Tapi saya lebih mengenalnya dengan daerah Pamanukan. Dulu pantai ini terlihat "sederhana", namun saat ini pantai tsb jauh lebih indah dan menarik.  


Kolam Renang Ciheuleut


Kolam renang ini terletak di Jalan Emo Kurniaatmaja, Pasir Kareumbi, Subang. Dulu saya mendatangi tempat ini untuk ekskul renang pada masa sekolah. Dan saat ini, kolam renang ciheuleut menjadi jauh lebih bagus dari yang saya kenal dulu.


Rumah atau Museum Sejarah Kalijati


Bagi anda pecinta "sejarah", Subang pun memiliki objek wisata yang berkaitan dengan sejarah bangsa kita. Tempat itu bernama Rumah atau Museum sejarah Kalijati, yang berlokasi di Pangkalan Udara TNI AU Lanud Suryadarma Kalijati, Subang. 


Tempat ini menjadi "Saksi Bisu" Sejarah saat Belanda menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942. Tempat ini sendiri akhirnya diresmikan sebagai "Museum" pada tanggal 21 Juli 1986.


Selain tempat-tempat yang saya sebutkan di atas, saat ini Subang pun memiliki sederet objek wisata yang cukup menarik dan "kekinian". Destinasi Wisata itu antara lain adalah:


  1. "Planet Waterboom", di jalan Brigjend Katamso no 18A, Dangdeur, Subang

  2. "Paralayang Santiong", di Cicadas, Sagalaherang, Subang

  3. "Wisata Alam Cipolaga", di Kampung Panaruban, Cicadas, Sagalaherang, Subang

  4. "Lembah Gunung Kujang", di Jalan Raya Gunungtua, no 11 km 8, Gunung Tua, Subang

  5. "Penangkaran Buaya" di Blanakan, Subang

  6. "Desa Wisata Sari Bunihayu", di Jalan Cagak, Subang

  7. "Mata Air Cimincul", di Pasanggrahan, Kasomalang, Subang



Berbagai macam "Curug" diantaranya:


  1. "Curug Cijalu" di Desa Cipancar, Sagalaherang, Subang. Di daerah Sagalaherang ini pun terdapat curug-curug lain, yaitu: Curug Karembong, Curug Sawer, Curug Cina, Curug Goa badak, Curug Mandala, Curug Sadim, dan Curug Cikondang.

  2. "Curug Bentang"  di daerah Ciater, Subang. Dan terdapat juga curug lain di daerah tsb, diantaranya: Curug Cibareubeuy, Curug Pandawa, Curug Kaliangkak, Curug Ciangin.

  3. "Curug Cileat" di Desa Cibogo, Cisalak, Cipunagara, Subang.

  4. "Curug Masigit" di daerah Kasomalang, Subang.



Waahhh... Ternyata banyak sekali objek wisata alamnya ya!! Subang Si Kota "Sepi" ini ternyata menyimpan kecantikan alam yang luar biasa yang sepertinya tidak akan cukup bila dikunjungi hanya 1 atau 2 hari saja.


Begitulah cerita saya tentang"Subang", Kota yang selalu ada di hati saya. Apakah anda juga tertarik untuk datang ke sana dan 'dicuri hatinya' seperti saya?






Wilayah Kabupaten Subang selatan memang sudah sejak lama dikenal dengan pemandangan alamnya yang indah dan udaranya yang sejuk. Hamparan kebun teh Ciater yang hijau menghampar di lereng Tangkuban Parahu begitu memanjakan mata, membuat siapapun betah berlama-lama di sana. Para wisatawan biasanya menikmati keindahan alam Ciater sambil menikmati kopi panas atau jagung bakar di pinggir jalan raya Ciater – Subang.




Kini, ada sensasi baru yang ditawarkan bagi para pelancong yang berkunjung ke Ciater. Wisatawan bisa menikmati indahnya hamparan kebun teh sambil melayang di udara seperti burung !. Ya, bagi pengunjung yang punya keberanian dan ingin menguji adrenalin bisa mencoba Fllying tea, sensasi melayang di atas perkebunan teh dengan menggunakan paralayang atau paramotor.






Lokasi start paralayang tersebut berada di bukit Alpina 1 atau masyarakat mengenalnya dengan sebutan bukit santiong, milik PTPN VIII Ciater. Dari sana wisatawan bisa terbang tandem bersama instruktur profesional. Wisatawan bisa melayang-layang di udara sekira 10 menit sebelum akhirnya mendarat di bawah bukit.


“Untuk bisa menikmati sensasi Flying tea ini wisatawan harus melakukan booking terlebih dahulu kepada pengelola beberapa hari sebelumnya. Bagi yang ingin mencoba tandemparalayang wisatawan harus booking minimal untuk 2 orang dan bagi yang ingin mencoba paramotor minimal booking 6 orang,” kata Anis Azhar, pengelola Flying Tea tersebut.


Bagi wisatawan yang ingin menjajal paralayang pengunjung dikenakan tarif sebesar 400 ribu perorang sedangkan untuk paramotor tarif perorang seharga 600 ribu rupiah. Untuk booking bisa menghubungi nomor whatsapp 081214462249.


Selain untuk wisatawan, lokasi ini setiap waktu digunakan sebagai tempat latihan untuk para atlet paralayang dari berbagai daerah di Jawa Barat.





Lokasi tersebut bisa juga digunakan untuk tempat camping bagi yang ingin merasakan sensasi bermalam di perkebunan teh. Bukit santiong ini juga kerap dijadikan track bersepeda. Biasanya goweser beristirahat sambil menikmati makan siang yang telah di booking sebelumnya.




1




Bupati Subang H. Ruhimat  dan Wakil Bupati Subang Agus Masykur ternyata bernyali tinggi untuk menjajal olahraga ekstrem. Keduanya, memberanikan diri menajajal tandem Paralayang dengan take off dari bukit Santiong, Sabtu (13/4/2019). Bupati Subang, bahkan tampak asik terbang melayang di atas perkebunan teh sambil terus mengabadikan melalui kamera dengan tongsis.




Seusai landing di Lapangan dekat Tea Garden Resort Bupati Subang H. Ruhimat  dan Wakil Bupati Subang Agus Masykur kemudian menerima wing kehormatan paralayang yang disematkan oleh Danlanud Suryadharma Marsma TNI Timbang Sembiring Meliala.


Selain Bupati dan wakil Bupati Subang yang menerima wing kehormatan paralayang, pada kegiatan tersebut juga diberikan wing kehormatan paralayang kepada 22 peserta diklat paralayang gelombang pertama  untuk Jabar Scout Rescue gerakan pramuka Kwartir Daerah Jawa Barat.








Plt. Bupati Subang H. Ating Rusnatim, SE membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Program Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak Tk. Kab. Subang Tahun 2018, di Hotel Betha, Rabu (18/04/2018). Rakor tersebut mengambil tema"Penguatan Program Integrasi Kampung KB".





Dalam sambutannya Plt. Bupati Subang menyampaikan bahwa Rakorda merupakan kegiatan yang sangat strategis dalam penerapan dan percepatan pelaksanaan program pengendalian penduduk, KB, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.





"Diharapkan dengan rakorda ini dapat lebih meningkatkan koordinasi, keterpaduan, komitmen dan dukungan baik oleh organisasi perangkat daerah maupun seluruh mitra kerja dan para pemangku kepentingan dalam penerapan berbagai kebijakan dan strategi program diseluruh wilayah kecamatan, terutama diwilayah-wilayah yang tingkat capaian programnya belum optimal," harap Plt. Bupati Subang.





Lebih lanjut dikatakan Plt. Bupati Subang, program yang akan diprioritaskan yaitu membentuk satu kampung KB disetiap kecamatan. Menurutnya, program ini akan berjalan jika dikelola secara terpadu serta adanya sinergitas antar instansi/lembaga, untuk itu diharapkan semua komponen mempunyai komitmen memajukan kampung KB.





Plt. Bupati Subang menghimbau kepada Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kab. Subang bersinergi dengan OPD dan lembaga terkait untuk dapat berperan aktif menjalankan tupoksinya membina dan mengawasi dalam hal perlindungan anak dan kegiatan-kegiatan pemberdayaan perempuan.





Acara dihadiri oleh Kepala Perwakilan Kantor BKKBN Prov. Jabar, Dandim 0605 atau yang mewakili, Ketua Komisi IV DPRD Kab. Subang, Asda I, Kepala DP2KBP3A, Para Kepala OPD atau yg mewakili, Para Camat, Ketua IBI, para kepala UPTD puskesmas, ketua Forum IPEKB, ketua Forum TPD, Ketua motivator ketahanan keluarga, Ketua Forum Pos KB, Dandramil se-Kab. Subang.


Diberdayakan oleh Blogger.