Halloween party ideas 2015
Tampilkan postingan dengan label penerbangan. Tampilkan semua postingan

Investigasi terhadap kecelakaan Air India Penerbangan 171 yang merenggut nyawa 260 orang di Ahmedabad, India, pada bulan Juni lalu, kini memasuki tahap penyelidikan yang baru.

Rekaman suara di ruang kemudi yang baru ditemukan malah membuat teka-teki seputar kejadian ini semakin rumit.

Tak lama setelah pesawat Boeing 787 Dreamliner yang berumur 12 tahun itu mengudara, kedua tuas kontrol bahan bakarnya mendadak berubah ke posisi "cut-off", menghentikan aliran bahan bakar ke mesin.

Tindakan ini idealnya baru diterapkan sesudah pesawat menyentuh landasan. Alhasil, kedua mesin sama sekali tidak berfungsi.

Hal yang mencengangkan adalah, rekaman suara di kokpit menangkap seorang pilot yang bertanya, "Mengapa kamu mematikan mesin?", yang kemudian dibantah dengan jawaban: "Saya tidak melakukannya."

Sangat disayangkan, rekaman tersebut tidak memberikan informasi mengenai identitas pembicara. Pada waktu itu,co-pilot Pilot tersebut diketahui tengah mengendalikan pesawat sementara kapten bertugas melakukan pengawasan.

Saklar didesain agar tidak mudah terpicu secara tak sengaja.

Para peneliti menekankan bahwa tuas pengontrol bahan bakar dilengkapi sistem pengaman guna menghindari aktivasi yang tak disengaja.

Tuas perlu dinaikkan sebelum digerakkan. Lebih lagi, terdapat pengaman ekstra untuk mencegah sentuhan yang tidak disengaja.

Mengoperasikan kedua sakelar secara bersamaan menggunakan satu tangan nyaris tidak mungkin. Hal ini memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan yang tidak disengaja.

Shawn Pruchnicki, seorang mantan investigator kecelakaan pesawat, mengungkapkan bahwa insiden ini tergolong langka.

"Jika benar tindakan ini dilakukan oleh seorang pilot, entah disengaja atau tidak, apa alasannya? Tidak terlihat adanya kerusakan sistem atau kebingungan di ruang kemudi," ujarnya.

Peter Goelz, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur pelaksana NTSB di Amerika Serikat, berpendapat bahwa penemuan tersebut sangat meresahkan.

"Rekaman ini cuma menampilkan satu kalimat saja. Kita perlu data yang lebih lengkap. Siapa yang memencet tombol itu, dan apa alasannya?" tanyanya.

Goelz menambahkan bahwa investigasi perlu mengidentifikasi suara dalam rekaman dan menyusun transkrip lengkap, termasuk urutan peristiwa sejak pesawat mulai bergerak dari terminal hingga jatuh.

Ia juga menyerukan penggunaan kamera video kokpit untuk memberi bukti visual siapa yang mengoperasikan saklar.

Hingga kini, pihak investigasi belum mengidentifikasi suara masing-masing pilot, meskipun biasanya orang yang mengenal mereka akan dilibatkan dalam proses tersebut.

Adakah kegagalan mekanis?

Menambah kompleksitas kasus ini, FAA pernah mengeluarkan buletin pada 2018 tentang kemungkinan saklar bahan bakar Boeing 737 yang dipasang dengan fitur pengunci dinonaktifkan.

Meskipun tidak diberi status bahaya serius, masalah ini juga relevan karena jenis saklar serupa digunakan di Boeing 787, termasuk pesawat yang jatuh.

Namun, belum ada bukti bahwa saklar pada pesawat Air India 171 mengalami kegagalan mekanis.

Sampel bahan bakar juga dinyatakan “memuaskan”, sehingga dugaan kontaminasi bahan bakar mulai dikesampingkan.

Salah satu indikasi kuat terjadinya kehilangan tenaga penuh adalah munculnya Ram Air Turbine (RAT), baling-baling darurat yang secara otomatis keluar saat kedua mesin kehilangan daya. Sistem ini memberikan daya listrik terbatas untuk menjaga sistem vital tetap bekerja.

Selain itu, roda pendaratan ditemukan masih dalam posisi terbuka. Seorang pilot 787 menjelaskan bahwa dengan kondisi darurat seperti itu, perhatian pilot akan tertuju sepenuhnya pada mengendalikan pesawat, bukan menaikkan roda.

Diduga oleh para penyelidik bahwa pilot berupaya menghidupkan ulang mesin pesawat, diawali dengan mesin sebelah kiri, kemudian mesin sebelah kanan.

Akan tetapi, durasi yang ada sangat terbatas. Mesin sebelah kiri berhenti berfungsi lebih dulu, dan mesin sebelah kanan belum kembali normal ketika pesawat menabrak daratan.

Ridwan Kamil Marah, Petugas Bandara Ngurah Rai Tak Berdaya

- Tenangnya Ridwan Kamil mengeluhkan mengapa pesawat yang ia tumpangi dibatalkan setelah mengalami keterlambatan selama beberapa jam membuat petugas bandara Ngurah Rai tidak bisa berbuat apa-apa.

Momen tersebut menjadi viral di TikTok, Sabtu (12/7/2025).

Salah satunya diunggah oleh akun TikTok @verasilitonga5.

Ridwan terdengar berbicara dengan tenang meskipun pesawatnya sudah terlambat selama beberapa jam.

Petugas bandara Ngurah Rai Bali yang menghadapinya terlihat banyak yang terdiam.

Ia memberikan jawaban yang tidak jelas terhadap pertanyaan sederhana dalam protes Ridwan Kamil.

Dalam protesnya, Ridwan Kamil meragukan keputusan pihak Bandara Ngurah Rai yang tidak mengizinkan pesawat Super Air Jet yang ia tumpangi menunda penerbangan selama beberapa jam, akhirnya dinyatakan tidak bisa terbang.

"Penerbangan Super Air Jet dari Bali ke Jakarta mengalami keterlambatan terburuk tiba-tiba dibatalkan," tulis pemosting.

Di dalam video di atas, terlihat Ridwan Kamil sedang berdebat dengan Kepala Airport Operation Center Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Petugas tersebut mengenakan jas berwarna hijau cerah yang bertuliskan "Angkasa Pura" di bagian belakang.

Bukan hanya Ridwan Kamil, beberapa penumpang lainnya juga mengungkapkan keheranan terhadap alasan penerbangan yang ditunda.

Kepada petugas tersebut, Ridwan Kamil meminta agar dapat berkomunikasi langsung dengan pihak yang menentukan keputusan hingga penerbangan pesawat terlambat.

"Kami ingin berbicara dengan pengambil keputusan, hubungi saja," kata Ridwan kamil.

"Katakan saja, Pak Ridwan ingin berbicara. Nanti jawabannya, 'saya tidak ingin berbicara dengan Pak Ridwan,' sudah selesai," lanjutnya.

Berdasarkan keterangan dari perekam video, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 02.30 WITA.

Ridwan Kamil merasa kecewa karena pihak yang bertanggung jawab di bandara enggan berkomunikasi dengannya sebagai penumpang.

"Terminal GM enggan berbicara sedikit pun untuk menjelaskan alasan pembatalan penerbangan akibat adanya pengaspalan," kata Ridwan Kamil.

"Aspal yang memiliki puluhan penumpang memilih aspal, padahal pesawatnya sudah tersedia. (SOP) bukanlah kitab suci, teknisnya bisa disesuaikan, oleh karena itu kapten yang menentukan," kata Ridwan Kamil.

Di sisi lain, penumpang lainnya yang memiliki akun @awansore19 dan berada di lokasi tersebut menyampaikan rangkaian kejadian pembatalan penerbangan.

"Super Air Jet DPS-CGK tanggal 11 Juli 2025 yang dijadwalkan pukul 21.30 WITA diubah menjadi pukul 23.45 WITA dan mengalami keterlambatan," tulisnya dalam keterangan unggahan.

Kemudian, menurutnya, pesawat dijanjikan berangkat pada Sabtu, 12 Juli 2025 pukul 01.40 Wita.

Namun, sepuluh menit sebelum keberangkatan, maskapai membatalkan penerbangan dan mengubah jadwal menjadi pukul 08.00 Wita.

"Betul-betul luar biasa, kebetulan kami terbang bersama Pak Ridwan Kamil yang akan berangkat ke Jakarta dari Denpasar," tulisnya.

"Ada diskusi yang terjadi, tetapi pihak maskapai dan Angkasa Pura tetap menolak untuk memberangkatkan kami dengan alasan bandara sedang dalam proses pengaspalan," tambahnya.

Angkasa Pura Buka Suara

Mengutip kompas.com, Angkasa Pura akhirnya angkat bicara mengenai protes Ridwan Kamil yang menjadi viral di media sosial.

Sebagai informasi, perdebatan ini muncul akibat keterlambatan penerbangan yang dialami oleh Ridwan Kamil dan penumpang lainnya, yang mengalami penundaan sekitar 12 jam karena proyek perbaikan landas pacu (overlay) di bandara tersebut.

Manajer Umum Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menyampaikan bahwa pesawat Super Air Jet dengan nomor IU 745 yang seharusnya berangkat dari Denpasar ke Cengkareng pada Jumat, 11 Juli 2025, pukul 21.30 Wita, mengalami penundaan hingga Sabtu, 12 Juli 2025, pukul 08.29 Wita.

Penundaan ini terjadi karena keterlambatan kedatangan pesawat yang berasal dari Bandara Jakarta, Cengkareng.

"Penerbangan IU 745 dijadwalkan tiba di Bandara I Gusti Ngurah Rai pukul 20.45 Wita, Jumat (11/7/2025), tetapi kenyataannya mendarat pukul 01.56 pagi hari (12/7/2025)," kata Syaugi dalam pernyataan tertulisnya pada Sabtu.

Syaugi menyampaikan bahwa pihak maskapai telah mengajukan permohonan untuk menerbangkan penerbangan IU 745 pada pukul 03.00 Wita.

Namun, permohonan tersebut tidak dapat dipenuhi karena telah memasuki masa pelaksanaan pekerjaan perbaikan runway (overlay).

Masa overlay berlangsung mulai pukul 02.00 Wita hingga 07.00 Wita, selama periode tersebut, semua aktivitas lepas landas dan mendarat pesawat dihentikan sementara.

"Data mengenai penutupan sementara landasan pacu telah disampaikan dan diketahui oleh seluruh instansi terkait, termasuk maskapai penerbangan melalui pengumuman Notice to Airmen (NOTAM) sejak bulan Mei 2025," ujar Syaugi.

"Proses overlay ini adalah program yang dilaksanakan untuk mempertahankan kualitas kekuatan landasan pacu serta menjamin keselamatan penerbangan, baik saat pesawat melakukan take-off maupun landing," tambahnya.

Ia menyampaikan bahwa penerbangan Super Air Jet tidak bisa melanjutkan perjalanannya ke Cengkareng karena telah memasuki masa pekerjaan overlay akibat keterlambatan kedatangan pesawat dari bandara asal.

(Tribun Jabar/ Kompas.com)

Diberdayakan oleh Blogger.