PSIS Batal Akuisisi, JSM Minta Maaf dan Harap Dukungan Suporter untuk Investor Baru
Ringkasan Berita:
  • PT Mahesa Jenar Semarang mengerti kekecewaan dan kelelahan para pendukung terkait kandasnya negosiasi akuisisi PSIS oleh pihak Malut United.
  • Mereka menyampaikan permohonan maaf terkait situasi ini, dengan alasan demi kepentingan terbaik tim PSIS.
  • Kini, PSIS sedang bernegosiasi dengan investor potensial dan mengharapkan dukungan dari para penggemar agar proses negosiasi berjalan mulus dan membuahkan hasil.
 

medkomsubangnetwork, SEMARANG -PT Mahesa Jenar Semarang (PT MJS) menyatakan bahwa mereka mengerti rasa kecewa para pendukung terkait tidak jadinya penjualan saham PSIS kepada pemilik Malut United.

Mereka menyampaikan penyesalan atas keadaan itu.

Meski begitu, mereka memastikan, keputusan tersebut diambil demi kebaikan tim.

Apalagi, saat ini, mereka sudah melakukan komunikasi dengan calon investor baru dari Semarang.

Juru bicara PT MJS, Joni Kurnianto, menyampaikan hal tersebut pada hari Minggu, 16 November 2025.

Joni menyatakan bahwa kegagalan akuisisi PSIS oleh David Glenn tidak hanya membuat para pendukung kecewa, tetapi juga merasa lelah.

Namun, Joni kembali menegaskan bahwa ini demi kepentingan klub.

Diskusi yang telah berjalan lama dan mendalam ini menemui jalan buntu karena kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan mengenai beberapa poin penting.

"Mengingat kepentingan klub dan semua pihak yang berkepentingan, rencana pengambilalihan itu tidak bisa dilanjutkan," katanya.

Menurut Joni, meskipun akuisisi oleh pemilik Malut United dibatalkan, PSIS tetap terbuka untuk investor lain yang tertarik.

PT MJS masih terbuka bagi investor yang memiliki pandangan jauh ke depan dan kemampuan finansial untuk memperkuat pondasi klub.

Kami senantiasa menyambut investor yang sungguh-sungguh dan berdedikasi untuk jangka waktu yang lama.

"PSIS perlu dikembangkan dengan dasar yang kokoh dan berorientasi profesional," tegasnya.

Kini, PT MJS tengah disambangi oleh calon investor yang baru.

Joni menyatakan bahwa calon investor itu merupakan seorang pengusaha wanita dari Semarang yang sudah lama mendukung PSIS, bahkan sejak ia masih bersekolah.

Pembicaraan dengan pihak terkait sedang berjalan saat ini.

“Dinamika awal berjalan positif."

"Kami sangat mengharapkan doa dan dukungan dari para suporter agar seluruh proses ini berjalan mulus dan mendatangkan perbaikan positif bagi PSIS," ujar Joni.

Manajemen berupaya keras untuk mempertahankan kestabilan tim hingga kompetisi Liga 2 usai, sembari juga aktif menjajaki potensi investor baru.

Apabila negosiasi dengan calon investor baru berjalan lancar, tim tersebut akan segera merancang strategi pengeluaran untuk pembelian pemain.

Joni meyakini PSIS mampu melalui periode sulit ini.

"Kami optimis PSIS dapat bangkit dan menorehkan kemajuan, berkat landasan manajemen yang kuat serta dukungan dari para suporter," ucapnya.

Snex Kecewa

Sementara itu, kabar mengenai PT Mahesa Jenar Semarang yang membatalkan penjualan saham PSIS kepada David Glenn, pemilik Malut United, membuat para pendukung terkejut.

Lutfi Alfarizi dari Humas Semarang Extreme (Snex) menyatakan kekecewaannya mendengar berita tersebut.

Awalnya kami menghormati YS (Yoyok Sukawi, pemegang saham mayoritas PSIS Semarang), namun kini YS justru memberikan kenyataan yang menyakitkan.

"Sejujurnya, kami merasa kecewa," ujar Lutfi pada hari Sabtu, 15 November 2025.

Ketua Umum DPP Panser Biru Kepareng Wareng juga menyampaikan kekecewaannya.

Kekecewaan tersebut diungkapkan Wareng melalui postingan di akun media sosialnya.

Kabar mengenai David Glenn, pemilik Malut United, yang membeli saham PSIS sebelumnya telah membangkitkan optimisme di kalangan pendukung.

Dengan kepemilikan yang baru, diharapkan PSIS mampu bangkit dan kembali meraih kesuksesan dalam liga sepak bola Indonesia.

Sejak kompetisi 2024/2025, PSIS mengalami kemerosotan kinerja dan terpaksa turun kasta dari Liga 1 ke Liga 2.

PSIS belum pernah meraih kemenangan bahkan hingga gelaran Liga 2 Championship 2025/2026.

Mahesa Jenar meraih hasil optimal dengan bermain imbang.

Dengan hasil ini, mereka menduduki posisi terbawah dalam klasemen sementara Grup Timur, mengumpulkan dua poin dari sembilan laga yang telah dimainkan.

Para pendukung berpendapat bahwa penurunan performa tim ini disebabkan oleh ketidakmampuan manajemen dalam mengelola klub secara profesional.

Manajemen sempat diminta untuk dirombak, termasuk desakan agar Yoyok Sukawi, pemegang saham mayoritas PSIS, mengundurkan diri.(*)