Halloween party ideas 2015

Soal & Kunci Jawaban Antropologi XI: Kebiasaan Perilaku Halaman 54

Memahami Adaptasi Biokultural Melalui Kebiasaan Sehari-hari: Sebuah Kajian Antropologi Kelas 11

Dalam studi Antropologi, pemahaman mendalam mengenai bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya menjadi kunci. Salah satu konsep penting yang diajarkan dalam Kurikulum Merdeka, khususnya pada buku pelajaran Antropologi kelas 11 yang disusun oleh Tri Joko Sri Haryono dkk. dan diterbitkan oleh Kemdikbudristek tahun 2024 edisi Revisi, adalah pendekatan biokultur. Pendekatan ini mengkaji perilaku dan kebiasaan sehari-hari manusia sebagai hasil interaksi antara faktor biologis dan budaya.

Pada halaman 54 buku tersebut, siswa dihadapkan pada tugas individu yang menantang untuk mengamati dan menganalisis kebiasaan sehari-hari di lingkungan sekitar mereka menggunakan lensa biokultur. Tugas ini dirancang untuk mendorong siswa tidak hanya mengidentifikasi berbagai praktik sosial, tetapi juga memahami akar penyebab dan fungsi dari kebiasaan tersebut dalam konteks adaptasi manusia.

Lembar Kegiatan Peserta Didik 2.1: Mengungkap Kebiasaan Melalui Pengamatan

Untuk memfasilitasi pemahaman ini, buku Antropologi kelas 11 menyajikan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) 2.1. LKPD ini memandu siswa melalui serangkaian langkah sistematis untuk melakukan pengamatan dan analisis:

  1. Pembentukan Kelompok: Siswa diminta untuk membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang. Kolaborasi ini penting untuk mendapatkan perspektif yang lebih luas dan memperkaya hasil pengamatan.
  2. Melakukan Pengamatan: Tahap selanjutnya adalah melakukan pengamatan langsung di lingkungan sekitar, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan tempat tinggal. Pengamatan ini harus fokus pada perilaku dan kebiasaan yang terlihat sehari-hari.
  3. Mencatat Perilaku Adat/Kebiasaan: Siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai perilaku yang telah menjadi adat atau kebiasaan di lingkungan yang mereka amati. Ini bisa berupa ritual, norma interaksi, praktik kebersihan, atau kegiatan sosial lainnya.
  4. Mengaitkan Perilaku dengan Adaptasi Sederhana: Setelah mengidentifikasi kebiasaan, siswa harus menghubungkannya dengan bentuk-bentuk adaptasi sederhana, sebagaimana dicontohkan dalam kasus 2.2 pada buku pelajaran. Analisis ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana kebiasaan tersebut membantu manusia menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  5. Menceritakan Hasil Pengamatan: Setelah diskusi dalam kelompok, setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pengamatan mereka kepada kelas.
  6. Membandingkan Hasil: Tahap akhir adalah membandingkan hasil pengamatan dan analisis kelompok sendiri dengan kelompok lain untuk melihat variasi dan persamaan dalam temuan mereka.

Studi Kasus: Laporan Hasil Pengamatan Perilaku Masyarakat dan Adat Kebiasaan

Sebagai contoh panduan, sebuah laporan hasil pengamatan kelompok disajikan. Laporan ini menguraikan proses dan temuan dari pelaksanaan LKPD 2.1.

1. Pembentukan Kelompok Kelompok ini terdiri dari empat anggota: Aisyah (Leader), Citra (Penulis), Bima (Pengamat), dan Danu (Pengamat). Pembagian tugas ini memastikan kelancaran proses pengamatan dan dokumentasi.

2. Kegiatan Pengamatan Pengamatan dilakukan di dua lokasi utama: lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Kegiatan ini berlangsung secara langsung selama dua hari untuk mendapatkan gambaran yang representatif.

3. Perilaku yang Sudah Menjadi Adat/Kebiasaan

  • Di Lingkungan Sekolah:

    • Saling menyapa ketika bertemu.
    • Pelaksanaan upacara bendera setiap hari Senin.
    • Kegiatan kerja bakti membersihkan kelas setiap pagi.
    • Membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya.
    • Berbaris sebelum memasuki kelas.
    • Shalat Dzuhur berjamaah (di sekolah yang mayoritas Muslim).
    • Penggunaan bahasa yang sopan kepada guru.
  • Di Lingkungan Tempat Tinggal:

    • Gotong royong membersihkan selokan setiap akhir pekan.
    • Salam sapa kepada tetangga saat berpapasan.
    • Kebiasaan musyawarah untuk menyelesaikan masalah di tingkat RT.
    • Tradisi ronda malam untuk menjaga keamanan.
    • Saling mengirim makanan saat hari besar keagamaan.
    • Anak-anak bermain bersama di sore hari.

4. Mengaitkan Perilaku dengan Bentuk Adaptasi

Perilaku-perilaku yang diamati dapat dikategorikan sebagai bentuk adaptasi sosial dan budaya:

  • Saling menyapa: Merupakan adaptasi terhadap norma kesopanan dan kebiasaan lokal yang membangun interaksi sosial yang positif.
  • Upacara Senin: Bentuk adaptasi terhadap aturan sekolah dan penanaman nilai kedisiplinan.
  • Kerja bakti: Adaptasi terhadap lingkungan fisik untuk menjaga kebersihan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab komunal.
  • Membuang sampah sesuai jenis: Adaptasi ekologis yang bertujuan menjaga kesehatan lingkungan.
  • Ronda malam: Adaptasi terhadap kebutuhan akan keamanan lingkungan dari ancaman eksternal.
  • Musyawarah RT: Adaptasi dalam menghadapi masalah sosial secara kolektif dan mencari solusi bersama.
  • Mengirim makanan saat hari besar: Adaptasi budaya yang bertujuan mempererat keharmonisan sosial antarwarga.

Adaptasi semacam ini terjadi karena masyarakat secara naluriah menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan sosial dan fisiknya agar kehidupan dapat berjalan dengan lebih tertib, aman, dan harmonis.

5. Hasil Pengamatan Kelompok

Kelompok pengamat menyimpulkan bahwa masyarakat di lingkungan sekolah dan tempat tinggal memiliki berbagai kebiasaan yang telah mengakar menjadi adat. Kebiasaan ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda ketertiban sosial, tetapi juga berperan penting dalam memperkuat ikatan antarindividu dalam masyarakat. Misalnya, kerja bakti di sekolah tidak hanya menciptakan lingkungan yang bersih, tetapi juga memupuk rasa kebersamaan dan kepedulian. Di sisi lain, tradisi musyawarah dan gotong royong di lingkungan tempat tinggal menunjukkan kemampuan masyarakat untuk beradaptasi dan menghadapi tantangan bersama, seperti menjaga kebersihan lingkungan dan keamanan. Secara keseluruhan, perilaku yang diamati merupakan manifestasi adaptasi sederhana terhadap aturan, norma, kondisi alam, serta kebutuhan fundamental untuk hidup bersama.

6. Perbandingan dengan Hasil Kelompok Lain

Setelah membandingkan laporan hasil pengamatan, ditemukan beberapa kesamaan dan perbedaan antar kelompok:

  • Persamaan:
    • Semua kelompok mengidentifikasi kebiasaan umum seperti gotong royong, praktik kebersihan, kebiasaan saling menyapa, dan kepatuhan terhadap aturan sekolah.
  • Perbedaan:
    • Beberapa kelompok melaporkan adanya tradisi lokal yang lebih spesifik di lingkungan mereka, seperti selamatan, arisan ibu-ibu, atau program Jumat bersih, yang tidak ditemukan di lokasi pengamatan kelompok lain.
    • Ada kelompok yang secara khusus menyoroti penggunaan bahasa daerah sebagai bagian dari adaptasi budaya, sementara fokus kelompok lain mungkin lebih pada kebiasaan sosial umum.

Kesimpulannya, setiap kelompok menghasilkan temuan yang unik sesuai dengan karakteristik lingkungan masing-masing. Namun, semua temuan tersebut secara konsisten menunjukkan bagaimana masyarakat beradaptasi melalui berbagai bentuk perilaku dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Penting untuk dicatat bahwa kunci jawaban dan laporan hasil pengamatan ini berfungsi sebagai panduan belajar bagi siswa dan orang tua. Idealnya, siswa harus berusaha menjawab soal-soal tersebut terlebih dahulu sebelum merujuk pada contoh jawaban. Analisis mendalam terhadap kebiasaan sehari-hari melalui pendekatan biokultur ini memberikan wawasan berharga tentang kompleksitas kehidupan sosial manusia dan mekanisme adaptasi yang mereka lakukan.

Diberdayakan oleh Blogger.