Dari Home Shopping ke Live Streaming: Evolusi Jualan Online yang Kian Panen Cuan

Assalamu'alaikum Kompasianer! Masih semangat dong ya ikutan content marathon kompasianival 2025 hari ke-11. Tumben semangat? nggak ada alasan lain sih kecuali ikutan kontribusi dan tentunya kapan lagi bisa menantang diri sendiri menulis berturut-turut selama 14 hari di kompasina.com hehe.
Apa Sebenarnya yang Disebut Jualan Online?Well today kita bahas tentang jualan online dan kalau kita bicara soal jualan online, banyak orang langsung membayangkan Instagram, TikTok Shop, atau marketplace. Padahal, secara definisi, jualan online adalah aktivitas menawarkan dan menjual barang atau jasa melalui media digital tanpa tatap muka langsung. Medianya bisa bermacam-macam seperti televisi, telepon, internet, hingga aplikasi digital. Selama transaksi dilakukan secara jarak jauh dan dibantu teknologi, maka itu termasuk kategori berjualan secara online.
Era Home Shopping: Cikal Bakal Jualan Online ModernThat's why ketika aku menonton film dokumenter di Netflix berjudul Martha (Martha Stewart), aku juga sependapat dengan narasi yang dibawakan bahwa kalau hari ini kita mengenalnya dengan sebutan influencer, Martha Stewart sudah melakukannya sejak puluhan tahun yang lalu. Ia menjual gaya hidup, bukan sekadar produk. Dan dari sana aku sadar, jualan online dan seni memengaruhi orang untuk membeli bukan hal baru. Medianya saja yang berubah
Dan aku masih ingat, dulu ada acara-acara di televisi yang mempromosikan produk kesehatan, alat kebugaran, alat dapur, bahkan apartemen. Host TV berbicara penuh semangat sambil mendemokan produk dan mengajak penonton untuk langsung menelepon ke nomor tertentu. Format itu dikenal sebagai home shopping atau infomercial. Meskipun terlihat kuno, konsepnya sama dengan live shopping masa kini: ada host, ada demo barang, ada urgensi, dan ada call-to-action yang membuat pembeli merasa perlu cepat mengambil keputusan. Dan menurutku itulah cikal bakal jualan online generasi pertama, yang sampai hari ini mungkin masih muncul di beberapa stasiun TV.
Memasuki era internet pada awal 2000--2010-an, jualan online berubah bentuk. Banyak orang mulai memanfaatkan forum jual beli seperti Kaskus, Multiply, membuat website toko online sederhana, mengirim SMS promo, atau menggunakan email marketing. Lalu Facebook mulai hadir dengan grup jual beli dan album foto barang dagangan. Di masa ini, penjual mengandalkan postingan statis dan menunggu pembeli datang. Tidak secepat sekarang, tapi pada masanya itu sudah dianggap revolusioner. Dan aku ingat beberapa kali melakukan transaksi jualan online via kaskus dan multiply yang kita kenal dengan marketplace bukan?
Era Media Sosial: Jualan Jadi Lebih Visual, Cepat, dan DekatGelombang besar berikutnya datang ketika sosial media seperti Instagram, WhatsApp, dan marketplace tumbuh pesat. Penjual bisa mengunggah foto di feed, membuat katalog, posting di story, atau membuka toko di marketplace. Pembeli lebih percaya karena ada fitur rating, review, dan pilihan pembayaran aman. Semua terasa lebih dekat, lebih cepat, dan lebih visual. Bahkan ketika tetangga pasang status di whatsapp aku langsung reply "mau satu dong Bun" hahaha semudah itulah saat ini panen cuan dari jualan online!
Namun titik ledaknya terjadi ketika fitur LIVE Shopping meledak. Dari Shopee Live, Instagram Live, sampai TikTok Shop Live dan semuanya mengubah cara jualan online secara drastis. Sekarang, jualan online bukan lagi sekadar memajang foto, tapi tampil, berbicara, dan berinteraksi langsung dengan pembeli.
Ledakan Live Streaming: Jualan Online Level BaruPertama, karena sifatnya real time. Pembeli bisa melihat barang secara langsung, bertanya saat itu juga, dan mendapatkan respon tanpa menunggu lama. Kedua, LIVE membangun rasa percaya yang lebih kuat. Penjual terlihat lebih manusiawi dan bisa bercanda, bisa salah, bisa spontan tentunya itu membuat pembeli merasa lebih dekat. Ketiga, efek FOMO sangat kuat. Kalimat seperti "stok tinggal lima ya bestie!" atau "aku cuman nambahin stok 5 lagi ya beb, buruan checkout" mampu memicu keputusan impulsif dalam hitungan detik. Keempat, algoritma platform sangat memanjakan konten LIVE, membuatnya sering muncul otomatis di timeline pengguna.
Dan menurutku saat ini ada dua tipe jualan online yang paling umum:
Pertama, jualan online yang "offline", yaitu mengandalkan status WhatsApp, story Instagram, katalog, dan postingan statis. Ini tidak membutuhkan tampil di kamera dan cocok untuk orang yang masih malu-malu. Kelemahannya, penjualan cenderung lebih lambat karena pembeli harus aktif bertanya dulu. Dan tidak semua orang suka scroll status yah aku termasuk yang nggak suka buka status orang tiba-tiba saja teman sekantor makan dimusum yang sama dan ternyata itu karena mereka order via status WA teman kantor juga, hadeuh! haha
Kedua, jualan online secara LIVE nah menurutku lagi inilah yang saat ini terbukti paling cepat menghasilkan cuan. LIVE menghadirkan suasana seperti berdagang di pasar, tetapi dengan jangkauan ribuan penonton. Detail barang bisa ditunjukkan langsung, interaksi berjalan cepat, dan psikologi urgensi bisa dimanfaatkan dengan cerdas.
Sebagai pembeli, maka aku bisa rekomendasikan tips supaya panen cuan saat berjualan online.
Tips Panen Cuan Saat Jualan Online LIVE Pertama, tampil natural tapi tetap rapi, jujurly aku agak terganggu dengan host yang terlalu memanfaatkan fitur beauty hehe dan pengaturang pencahayaan terang, suara jelas sudah cukup membuat LIVE terlihat profesional. Kedua, buka LIVE dengan sapaan hangat dan energi positif. Energi penjual sangat memengaruhi penonton dan konen pengalaman temanku kalau suara host kencang itu mempengaruhi algoritma loh! Ketiga, gunakan teknik psikologi jualan seperti "harga naik besok", "stok terbatas", atau "promo khusus live saja" dan kejujuran tentu saja nomor wahid ya bestie! Keempat, selalu beri call-to-action sederhana seperti "yang mau warna hitam komen HITAM ya". Ini menjaga interaksi tetap hidup. Kelima, tunjukkan detail barang dengan jelas, ukuran real, bahan, tekstur, dan perbandingan warna. Keenam, konsisten LIVE di jam yang sama supaya algoritma mengenali aktivitasmu. Ketujuh, jadikan rekaman LIVE sebagai konten di feed akun jualan kalian lalu bisa juga gunakan story sebagai penguat, misalnya bukti packing, testimoni, atau stok masuk.Perjalanan jualan online dari era home shopping TV hingga live commerce hari ini menunjukkan bahwa dunia digital selalu berubah. Ditambah serangan COVID-19 beberapa tahun lalu jelas mempengaruhi perubahan cara beli masyarakat dan yang pasti peluang cuannya semakin besar. Siapa pun yang berani tampil, mau belajar, dan konsisten, bisa menjadikan jualan online sebagai sumber penghasilan yang menjanjikan.
Kalau dulu belanja lewat TV terasa seperti masa depan, kini LIVE Shopping menjadi panggung baru tempat penjual dan pembeli bertemu dalam ritme yang cepat dan menyenangkan. Dunia terus berubah, tapi esensi jualan tetap sama: membangun kepercayaan, memberikan nilai, dan menjaga interaksi.
Dulu kita belanja lewat TV sambil menunggu host bilang "Call Now!"
Sekarang kita tinggal klik "Checkout Sekarang!"
Apapun medianya, peluang cuannya selalu ada untuk yang mau belajar, adaptif, dan konsisten.