Mata Minus vs. Plus: Kenali 5 Perbedaannya
Memahami Perbedaan Mata Minus dan Plus: Lebih dari Sekadar Kacamata
Bagi sebagian orang, kacamata bukan hanya alat bantu penglihatan, tetapi juga penambah gaya. Namun, di balik estetika tersebut, kacamata memiliki fungsi vital untuk mengoreksi berbagai kondisi mata, termasuk rabun jauh (miopi) dan rabun dekat (hipermetropi). Kondisi ini seringkali diidentifikasi dengan istilah "mata minus" dan "mata plus", yang merujuk pada jenis lensa yang digunakan untuk mengatasinya. Gangguan penglihatan ini dapat secara signifikan memengaruhi aktivitas sehari-hari. Mari kita selami lebih dalam perbedaan antara mata minus dan mata plus.
1. Definisi Mata Minus dan Mata Plus
Pada kondisi mata yang normal, kemampuan untuk melihat objek dengan jelas umumnya mencapai jarak sekitar 6 meter.

-
Mata Minus (Miopi): Seseorang dengan mata minus akan mengalami kesulitan melihat objek yang berada pada jarak jauh. Penglihatan menjadi kabur dan buram saat memandang objek yang jauh. Istilah medis untuk kondisi ini adalah miopi atau rabun jauh. Salah satu indikator paling jelas dari mata minus adalah ketidakmampuan melihat jelas dari kejauhan.
-
Mata Plus (Hipermetropi): Istilah medis untuk mata plus adalah hipermetropi, atau rabun dekat. Kondisi ini membuat penderitanya kesulitan melihat objek yang berada pada jarak dekat. Sementara mata normal dapat membaca tulisan jarak dekat dengan mudah, mata plus akan merasakan tulisan tersebut buram dan sulit dibaca.
2. Penyebab Mata Minus dan Plus
Proses penglihatan yang sehat bergantung pada bagaimana mata menerima cahaya dan memfokuskannya tepat pada retina. Cahaya yang masuk ke mata diubah menjadi sinyal listrik yang kemudian dikirimkan ke otak untuk diinterpretasikan. Namun, pada kondisi mata minus dan plus, fokus cahaya tidak jatuh tepat di retina.

-
Mata Minus: Pada mata minus, cahaya cenderung terfokus di depan retina. Fenomena ini bisa disebabkan oleh dua faktor utama: bola mata yang memanjang secara abnormal, atau kelengkungan kornea yang terlalu curam.
-
Mata Plus: Sebaliknya, pada mata plus, cahaya difokuskan di belakang retina. Penyebabnya adalah bola mata yang terlalu pendek, atau kornea yang memiliki kelengkungan terlalu datar.
3. Mengenali Tanda dan Gejala
Salah satu gejala umum yang dialami oleh penderita mata minus maupun plus adalah ketidakjelasan penglihatan. Kesulitan melihat objek pada jarak tertentu dapat mengganggu berbagai aktivitas harian. Berikut adalah perbedaan tanda dan gejala yang perlu diperhatikan:
Gejala Mata Minus:
- Kesulitan melihat objek yang berjarak jauh, seperti membaca tulisan di papan tulis dari kejauhan.
- Seringkali menyipitkan mata saat mencoba melihat objek yang jauh.
- Muncul rasa sakit pada kepala yang disebabkan oleh kerja otot mata yang berlebihan.
- Membutuhkan posisi membaca atau memegang layar gawai sangat dekat dengan mata.
Gejala Mata Plus:
- Penglihatan menjadi buram saat mencoba membaca atau melihat objek pada jarak dekat.
- Mata terasa lelah dan pegal setelah membaca atau melakukan aktivitas pada jarak dekat dalam waktu yang lama.
- Mengalami sakit kepala setelah beraktivitas pada jarak dekat dalam durasi panjang.
- Merasa lebih nyaman melihat objek ketika benda tersebut dijauhkan sedikit dari mata.
4. Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai
Gaya hidup modern, terutama dengan penggunaan gawai yang intensif, dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan penglihatan.

Kebiasaan seperti bermain ponsel sambil berbaring mungkin terasa nyaman, namun dampaknya pada kesehatan mata dapat terasa dalam jangka panjang. Aktivitas ini dapat merusak mata. Selain kebiasaan menggunakan gawai, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko mata minus dan plus:
Faktor Risiko Mata Minus:
- Keturunan: Miopi memiliki kecenderungan bersifat turun-temurun. Jika orang tua memiliki riwayat mata minus, maka anak memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
- Lingkungan: Penggunaan layar laptop atau ponsel dalam jangka waktu yang berkepanjangan merupakan faktor lingkungan yang signifikan.
Faktor Risiko Mata Plus:
- Keturunan: Riwayat keluarga yang memiliki kondisi mata serupa juga dapat menjadi faktor risiko.
- Usia: Seiring bertambahnya usia, kemampuan mata untuk memfokuskan objek mengalami penurunan. Kondisi ini lebih umum terjadi pada individu berusia di atas 40 tahun.
5. Pilihan Penanganan Mata Minus dan Plus
Kacamata merupakan solusi paling umum untuk mengatasi mata minus dan plus, dengan perbedaan utama terletak pada jenis lensa yang digunakan. Bagi sebagian orang yang merasa kurang nyaman dengan kacamata, lensa kontak atau softlens bisa menjadi alternatif. Selain itu, ada pula pilihan penanganan medis.

Penanganan Mata Minus:
- Kacamata: Menggunakan kacamata dengan lensa cekung (lensa minus).
- Lensa Kontak (Softlens): Pilihan lain untuk koreksi penglihatan.
- Operasi LASIK: Prosedur bedah refraktif yang dapat mengoreksi kelainan refraksi mata.
- Perubahan Gaya Hidup: Meningkatkan waktu beraktivitas di luar ruangan, mengurangi penggunaan layar gawai, serta melakukan latihan mata secara rutin.
Penanganan Mata Plus:
- Kacamata: Menggunakan kacamata dengan lensa cembung (lensa plus).
- Lensa Kontak (Softlens): Alternatif koreksi penglihatan.
- Operasi Refraktif: Prosedur bedah yang bertujuan untuk memperbaiki kemampuan fokus mata.
- Mengistirahatkan Mata: Memberikan jeda istirahat bagi mata, terutama setelah beraktivitas dalam jarak dekat dalam waktu lama.
Memahami perbedaan antara mata minus dan plus sangatlah penting. Jika mata Anda masih dalam kondisi sehat saat ini, mulailah memperbaiki kebiasaan penggunaan gawai sehari-hari. Jagalah kesehatan kedua mata Anda.