
, Jakarta - Film Parasite karya sutradara Bong Joon Ho dinobatkan sebagai film terbaik abad ke-21 oleh The New York Times. Pemilihan ini berdasarkan jajak pendapat terhadap lebih dari 500 sutradara, aktor, dan penggemar film berpengaruh global yang diminta memilih 10 film terbaik sejak 1 Januari 2000. Surat kabar asal Amerika Serikat itu menempatkan Parasite di urutan pertama dalam daftar 100 film terbaik abad ke-21.
Film asal Korea Selatan ini memikat penonton lewat cerita yang memadukan komedi, horor, dan kritik sosial. Film ini mengisahkan tentang keluarga miskin yang menyamar sebagai tutor dan staf rumah tangga agar bisa bekerja untuk keluarga kaya.
Dikutip dari Mental Floss, berikut beberapa hal yang perlu diketahui dari film Parasite:
1. Berawal dari Sebuah Ide Pertunjukan Teater
Bong Joon-ho mengungkapkan bahwa Parasite awalnya muncul dari saran seorang teman aktor teater yang memintanya untuk mencoba menulis drama panggung. “Tentu saja, dalam teater ruang geraknya terbatas, sementara dalam film-film saya sebelumnya banyak lokasi berbeda,” katanya.
“Jadi saya berpikir, cerita seperti apa yang bisa saya bangun hanya dengan dua rumah? Saat itu saya sedang dalam tahap pascaproduksi Snowpiercer, jadi saya sangat tenggelam dalam cerita tentang kesenjangan antara si kaya dan si miskin. Dari situ saya kepikiran untuk membuat kisah tentang rumah miskin dan rumah kaya," tambah dia.
Namun rencana menjadikan Parasite sebagai drama panggung tidak berjalan sebagaimana mestinya. “Sejak awal, memang tidak mengarah ke sana,” ujar Bong kepada Deadline. “Bahkan dari kalimat pertama, saya sudah memikirkan posisi kamera. Saya langsung sadar bahwa cerita ini memang harus dibuat sebagai film, seperti biasa.”
2. Film Terbaik Non-Inggris Pertama di Piala Oscar
Parasite mencetak sejarah sebagai film berbahasa non-Inggris pertama yang memenangkan Oscar untuk Film Terbaik, sekaligus menjadi satu dari tiga film yang berhasil meraih penghargaan tertinggi di Oscar dan Cannes.
3. Alfred Hitchcock Jadi Inspirasi di Balik Parasite
Film Parasite banyak memuat sentuhan gaya Alfred Hitchcock. Bong Joon-ho mengaku kepada Vanity Fair bahwa ia kerap mendapatkan inspirasi unik dari Hitchcock. Salah satunya, saat ia kembali menonton Psycho, karena rumah keluarga Bates memiliki struktur bangunan yang menarik dan akhirnya memengaruhi desain rumah dalam Parasite, terutama bagian tangganya.
Ada juga kemungkinan referensi lain lewat lukisan Da-song yang tampak seperti potret diri, tetapi bisa jadi merupakan gambaran sosok Oh Geun-sae, pria yang tinggal diam-diam di basement.
Beberapa pengguna Reddit bahkan melihat detail lukisan itu sebagai simbol dari tema besar film ini, seperti panah yang mengarah ke atas dengan mayat di sampingnya, yang diartikan sebagai perlambang bahwa untuk bisa naik ke atas, ada orang lain yang harus tumbang.
4. Pengalaman Bong Joon-ho sebagai Tutor jadi Inspirasi
Sebagian cerita dalam Parasite terinspirasi dari pengalaman pribadi Bong Joon-ho saat bekerja sebagai tutor untuk keluarga kaya. Selain itu, ia juga terinspirasi dari kisah nyata Christine dan Léa Papin, dua saudari asal Prancis yang menjadi pembantu tinggal di rumah majikan pada era 1930-an.
Pada 2 Februari 1933, kedua saudari itu membunuh istri dan putri dari majikan mereka di Le Mans, Prancis. Meski keduanya dinyatakan bersalah atas pembunuhan, kasus ini kemudian menjadi simbol perlawanan kelas, tentang kelompok pekerja yang tertindas dan akhirnya melawan.
5. Alur Ceritanya yang Berlapis
Banyak kritikus menyoroti bagaimana Parasite berhasil menyatukan berbagai genre secara tak terduga dalam satu kisah satir sosial. Di dalamnya terdapat perpaduan antara komedi yang menggelitik dan horor yang mengguncang. Bong Joon-ho sendiri menggambarkan film ini sebagai “komedi tanpa badut dan thriller tanpa penjahat".