Setelah melahirkan normal, tubuh ibu akan berproses untuk pulih dengan sendirinya.
Selama masa pemulihan ini, ibu mungkin akan mengalami nyeri pada area jahitan, keluarnya darah nifas, hingga terjadinya perubahan emosi yang terasa tidak nyaman.
Umumnya, ibu yang baru melahirkan membutuhkan waktu sekitar 6-8 minggu untuk pulih atau menyesuaikan diri setelah melahirkan.
Pada masa pemulihan ini, ada beberapa larangan yang sebaiknya tidak dilakukan oleh ibu agar masa pemulihan berjalan dengan cepat.
Larangan yang Harus Dihindari Ibu Setelah Melahirkan
Berikut ini beberapa larangan yang harus diperhatikan para ibu setelah melahirkan agar proses pemulihan berjalan dengan cepat.
1. Melakukan aktivitas atau olahraga berat

Setelah melahirkan, terjadi perubahan berat badan pada ibu, yang pada akhirnya membuat mereka ingin berolahraga agar berat badan kembali seperti semula.
Namun, ibu tidak boleh melakukan aktivitas atau olahraga berat terlebih dahulu setelah melahirkan.
Ini karena rahim membutuhkan waktu sekitar 608 minggu untuk menyusut kembali ke ukuran normal setelah melahirkan.
Selama waktu tersebut, sebaiknya lakukan aktivitas dan olahraga yang ringan saja.
Misalnya beberapa olahraga yang bisa dilakukan ibu setelah melahirkan seperti jalan kaki atau jalan cepat.
Olahraga jenis ini dapat membantu mencegah pembekuan darah dan meningkatkan kualitas tidur setelah melahirkan.
Melakukan olahraga ringan secara rutin setelah melahirkan juga dapat mengatasi depresi pasca persalinan yang rentan terjadi.
2. Menjalani diet ketat

Diet ketat adalah larangan yang harus dihindari para ibu setelah melahirkan.
Para ahli menyarankan untuk menunggu hingga minimal 2 bulan sebelum menjalani diet untuk menurunkan berat badan.
Namun, diet ini harus dilakukan secara bertahap dan tidak boleh langsung melakukan diet ketat.
Melakukan diet ketat setelah melahirkan bisa memperlambat pemulihan tubuh setelah melahirkan dan membuat ibu rentan mengalami kelelahan kronis saat merawat batinya yang baru lahir.
Tak hanya itu, diet ketat dengan membatasi asupan kalori secara drastis juga dapat menyebabkan penurunan produksi ASI, padahal bayi membutuhkan ASI yang cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Vitamin untuk mendukung tumbuh kembang anak agar lebih optimal, klik di sini untuk mendapatkannya.
3. Menggunakan menstrual cup atau tampon

Ibu sebaiknya menghindari pnggunaan menstrual cup atau tampon setelah melahirkan.
Menstrual cup ini boleh digunakan minimal 6 minggu setelah ibu melahirkan.
Ini karena setelah ibu melahirkan masih mengalami luka pada area rahim atau mungkin juga terdapat robekan di sekitar vagina.
Penggunaan menstrual cup sebelum luka tersebut sembuh bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Ibu dianjurkan untuk menggunakan pembalut selama nifas daripada menggunakan menstrual cup.
4. Berhubungan seksual

Setelah melahirkan, sebaiknya ibu menghindari aktivitas berhubungan seksual hingga sekitar 4-6 minggu setelah melahirkan.
Durasi ini bisa lebih lama bagi ibu yang mengalami infeksi pada robekan vagina.
Menunda hubungan seksual bisa memberi waktu untuk tubuh ibu agar pulih dengan cepat dan mencegah terjadinya komplikasi setelah melahirkan.
5. Mengabaikan penggunaan alat kontrasepsi

Ibu dianjurkan untuk menggunakan alat KB setelah melahirkan untuk menghindari kehamilan yang terlalu dekat.
Selama masa menyusui, peluang kehamulan memang akan menurun karena peningkatkan hormon prolaktin bisa menekan produksi hormon estrogen yang merangsang ovulasi.
Meski begitu, menyusu bukanlah metode kontrasepsi yang efektif.
Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan ibu dan suami.
6. Konsumsi makanan yang mengandung alergen

Ibu perlu memperhatikan pola makan setelah melahirkan dan memperhatikan makanan yang mengandung alergen.
Pasalnya, makanan yang ibu konsumsi akan masuk ke dalam ASI, yang akhirnya masuk ke dalam sistem pencernaan bayi.
Ada beberapa bayi yang memang relatif sensitif pada makanan tertentu, seperti susu dan produk turunannya, kedelai, telur, kacang tanah, jeruk, ikan atau makana laut.
Hindari mengonsumsi makanan tersebut berlebihan, terlebih jika si kecil menunjukkan tanda-tanda alergi setelah ibu mengonsumsi makanan tersebut.
Tanda bayi mengalami alergi makanan bisa beragam, mulai dari diare, perut kembung, sering menangis, tinja berdarah atau berlendir, mucul ruam kulit, gumoh atau muntah, pilek, batuk, hingga kesulitan tidur.
7. Hindari mengonsumsi alkohol atau kafein

Mengonsumsi alkohol atau kafein harus dibatasi setelah melahirkan.
Ini karena alkohol dan kafein yang dikonsumsi ibu bisa masuk ke dalam tubuh bayi melalui ASI, yang bisa membahayakan kesehatannya.
Kadar aman mengonsumsi alkohol bagi ibu menyusui adalah 1 gelas kecil untuk 1 kali dalam seminggu.
Sedangkan untuk asupan kafein seperti kopi, teh, dan minuman energi, sebaiknya tidak lebih dari 3 cangkir atau 300 miligram sehari.
Mengonsumsi lebih dari 3 cangkir kafein dapat mengganggu waktu tidur ibu dan menyebabkan bayi menjadi mudah rewel.
Demikian beberapa larangan yang sebaiknya tidak dilakukan ibu setelah melahirkan, agar proses pemulihan bisa semakin cepat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
()
Berikut ini susu formula untuk mendukung tumbuh kembang anak, klik di sini untuk mendapatkannya.
Morinaga BMT adalah susu formula bernutrisi untuk bayi usia 0-6 bulan kini dengan inovasi baru, GeniuPro.
GeniuPro mendukung daya ingat, daya pikir, daya tangkap, daya tahan tubuh, dan tumbuh kembang si kecil dengan sinergi nutrisi untuk mendukung kecerdasan.
Morinaga Research Centre Japan senantiasa berinovasi dengan meneliti berbagai manfaat nutrisi penting untuk pertumbuhan anak selama lebih dari 100 tahun.
Didukung teknologi yang canggih dan berpengalaman di bidang nutrisi, Morinaga Research Centre Japan sangat mengutamakan keamanan dan mutu produk bagi generasi platinum.
Berikut ini susu formula untuk mendukung tumbuh kembang anak, klik di sini untuk mendapatkannya.