Halloween party ideas 2015

BEKASI, medkomsubang Seorang pedagang kopi, Irwansyah (51), merasa kecewa pada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi setelah tempat usahanya dibongkar di Jalan Kong Isah, Kampung Gabus, Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, pada Rabu (18/6/2025).

Pembongkaran tersebut dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bekasi atas perintah Gubernur.

Irwansyah merasa sangat kecewa karena bangunan yang dibongkar tersebut didirikan di atas lahan warisan kakeknya, Kong Haji Nausan, yang pernah menjabat sebagai Bupati Bekasi pada periode 1958-1960.

"Ini tanah warisan dari kakek saya, Kong Haji Nausan Bupati (ketiga) Bekasi," ungkap Irwansyah kepada wartawan di lokasi kejadian.

Dia menjelaskan, alasan garis keturunan membuatnya berani mendirikan tempat usaha di atas tanah Perum Jasa Tirta (PJT).

"Ada makamnya di situ. Makanya saya berani bangun warung di sini, buat usaha," tambahnya.

Irwansyah menanyakan tujuan dari pembongkaran bangunan di sepanjang Jalan Kong Isah. Menurutnya, saluran air sawah sudah habis membangun perumahan dan jalan.

"Jalanan yang ada juga belum dirapihin. Ini saja jalan enggak kepakai," keluhnya.

Dia juga mengancam akan memberikan perlawanan jika makam kakeknya yang terletak tidak jauh dari lokasi turut dibongkar.

"Jika makam mau dibongkar mending perang sekalian kalau makam engkong saya dibongkar," tegas Irwansyah.

Lebih jauh, Irwansyah mengungkapkan kekecewaannya karena pembongkaran tempat usahanya dilakukan atas perintah Dedi Mulyadi. Ia berharap Dedi Mulyadi hanya memimpin Jawa Barat satu periode.

"Ya, terserah pemerintah. Mau diganti ya syukur, kalau enggak ya sudah, saya ikhlasin, paling Dedi Mulyadi satu periode," katanya.

Kekesalan Irwansyah semakin memuncak karena sebagian besar pemilik bangunan liar yang diratakan diklaim sebagai pendukung Dedi Mulyadi. Irwansyah merasa dikhianati oleh gubernur pilihannya itu.

"Enggak mau milih lagi saya, sudah kecewa. Saya rakyat kecil, jual kopi Rp 1.000-Rp 2.000, keuntungannya buat nafkahin anak saya, kalau begini kan saya mau makan dari mana, kerjaan susah," tegasnya.

Irwansyah juga menyayangkan Dedi Mulyadi tidak langsung menyampaikan rencana pembongkaran ketika berkunjung ke Kampung Gabus beberapa waktu lalu.

Karena itu, surat pemberitahuan pembongkaran diterima warga mendekati hari pelaksanaan pembongkaran.

"Enggak dikasih tahu (saat Dedi Mulyadi berkunjung ke Kampung Gabus), cuma ngonten doang," ungkapnya.

Hingga saat ini, Irwansyah belum mengetahui di mana ia akan kembali berdagang setelah tempat usahanya dibongkar.

Sebelumnya, sebanyak 50 bangunan liar di sepanjang Jalan Kong Isah, Kampung Gabus, Desa Srimukti, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, dibongkar.

Pembongkaran dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dan diawali dengan pembacaan berita acara oleh petugas Satpol PP di hadapan warga.

Dalam berita acara tersebut, disebutkan bahwa bangunan liar tersebut berdiri di atas tanah milik Perum Jasa Tirta, sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya air.

Lokasi tersebut direncanakan untuk pembangunan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jawa Barat.

Kepala Bidang Trantib Satpol PP Kabupaten Bekasi Ganda Sasmita menjelaskan, pembongkaran bangunan liar di Kampung Gabus dilakukan atas perintah Dedi Mulyadi melalui Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang.

"Ini didasari dari kunjungan Pak Gubernur, kemudian meminta kepada Pak Bupati untuk menertibkan bangunan yang ada di Srimukti," ungkap Ganda.

Diberdayakan oleh Blogger.