Halloween party ideas 2015

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Muhammad Nazar | Pidie

, SIGLI -Deru ombak menyambut setiap langkah pengunjung yang tiba di Pasi Sukon, sebuah objek wisata pesisir yang terletak di Gampong Benteng, Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie. 

Meski dulunya dikenal sebagai destinasi lama, kini Pasi Sukon tampil dengan wajah baru yang lebih segar dan kekinian.

Akses Menuju Lokasi

Perjalanan menuju Pasi Sukon cukup mudah. 

Dari Masjid Agung Alfalah Sigli, pengunjung dapat melintasi jalan di depan Bank Aceh, lalu mengikuti jalur dua arah Iskandar Muda hingga tiba di Pendopo Bupati Pidie. 

Setelah itu, belok kiri dan naik jembatan Benteng menuju Rutan Kelas II B Sigli. 

Di ujung pagar rutan, terdapat papan bertuliskan "Water Park" yang menjadi pintu masuk ke kawasan wisata.

Transformasi Menawan di Tepi Selat Malaka

Bagi yang belum pernah berkunjung, perubahan Pasi Sukon akan terasa mencengangkan. 

Investor lokal telah menyulap kawasan ini menjadi destinasi yang nyaman dan estetis. 

Sebuah kafe bergaya modern berdiri di atas tanggul batu gajah, menawarkan suasana santai dengan pemandangan laut lepas Selat Malaka.

Tempat duduk ditata rapi di atas batu pemecah ombak, memungkinkan pengunjung menikmati makanan dan minuman sambil menyaksikan lalu lintas kapal nelayan dan kapal barang yang hilir mudik di perairan. Suasana teduh dan tenang menjadikan Pasi Sukon cocok sebagai tempat wisata keluarga.

Sukmawati (41), salah satu pengunjung yang ditemui di lokasi pada Kamis (30/10/2025) menyebutkan, Pasi Sukon sangat nyaman dan tidak memungut biaya parkir. 

Meski masih ada jalan yang belum diaspal dan belum tersedia musalla, ia merasa tempat ini sangat cocok untuk bersantai bersama keluarga.

Jejak Sejarah dan Tradisi Lokal

Pasi Sukon bukanlah nama baru bagi masyarakat Pidie. 

Menurut Apriadi Ahmad, penggiat pariwisata sekaligus pengelola Water Park Pidie, sebelum konflik Aceh, kawasan ini menjadi tempat favorit warga untuk merayakan tradisi Rabu Abeh--ritual mandi laut bersama menjelang Ramadhan.

Sayangnya, konflik berkepanjangan membuat Pasi Sukon kehilangan pesonanya. Kawasan ini sempat menjadi sunyi dan dipenuhi tumbuhan liar. 

Namun, pascatsunami, semangat masyarakat untuk menghidupkan kembali Pasi Sukon mulai tumbuh. 

Inovasi warga seperti pembangunan kafe dan penataan kawasan menjadi titik balik kebangkitan wisata lokal.

Apriadi menekankan pentingnya dukungan pemerintah terhadap inisiatif warga, terutama dalam mendorong pertumbuhan UMKM di sektor pariwisata. 

Ia juga mengingatkan bahwa pengembangan wisata harus tetap berlandaskan nilai-nilai syariat Islam, sejalan dengan konsep wisata halal yang kini digalakkan pemerintah.

“Pariwisata tidak selalu identik dengan hal negatif. Dengan pendekatan syariat, kita bisa menciptakan wisata halal yang nyaman dan berkah,” ujar Apriadi.

Disbudpar Aceh Komit Promosikan Wisata, Budaya, dan Kuliner Pidie

KEPALA Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Dedy Yuswadi AP mengatakan bahwa pihaknya mendukung terhadap pengembangan sektor pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Pidie yang dinilai memiliki potensi besar, baik dari kekayaan alam maupun tradisi masyarakatnya.

“Kita di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh tentu sangat mendukung pengembangan sektor pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Pidie. Daerah ini memiliki potensi besar, baik dari sisi alam maupun kekayaan tradisinya,” ujar Dedy Yuswadi.

Ia mengatakan, melalui agenda tahunan Festival Kemilau Pidie, Pemerintah Aceh terus berupaya mempromosikan keunggulan budaya, kuliner, dan destinasi wisata lokal agar semakin dikenal luas oleh masyarakat.

Selain promosi, Disbudpar Aceh juga mendorong peningkatan kapasitas masyarakat setempat agar dapat berperan aktif dalam pengelolaan pariwisata dan menikmati manfaat ekonomi dari sektor tersebut. 

“Intinya, kita ingin Pidie terus tumbuh sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang berkarakter dan berdaya saing di Aceh,” kata Dedy.(*)

Diberdayakan oleh Blogger.