
, Jakarta - Top 3 dunia kemarin diawali dari rencana pengakuan negara Palestina oleh Prancis menimbulkan reaksi beragam dari sejumlah negara. Presiden Emmanuel Macron sebelumnya mengumumkan bahwa Prancis akan mengakui Palestina sebagai negara pada 7 September 2025.
Berita lainnya adalah perang Thailand Kamboja yang memasuki hari ke-5. Kedua negara saling menyalahkan atas pecahnya konflik tersebut. Berita terakhir top 3 dunia adalah puluhan remaja Yahudi yang dipaksa turun dari pesawat karena berisik. Berikut selengkapnya:
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pada Kamis, 24 Juli 2025, bahwa Prancis akan secara resmi mengakui Negara Palestina pada pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 7 September. Keputusan ini, yang disampaikan dalam sebuah surat kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, bertujuan untuk berkontribusi pada perdamaian di Timur Tengah dan mendorong mitra internasional lainnya untuk berpartisipasi. Saat ini, setidaknya 142 negara mengakui atau berniat untuk mengakui kenegaraan Palestina.
Pengumuman Macron muncul di tengah meningkatnya keprihatinan Eropa atas situasi kemanusiaan di Gaza. Langkah ini berpotensi mendorong negara-negara Eropa lainnya, termasuk Inggris, untuk mengikutinya, dan dapat semakin mengisolasi Israel secara internasional karena konflik yang sedang berlangsung di Gaza dan pendudukan Tepi Barat.
Pengumuman ini mendahului konferensi internasional tentang solusi dua negara, yang diselenggarakan bersama oleh Prancis dan Arab Saudi, yang dijadwalkan minggu depan di markas besar PBB di New York. Para pejabat Arab Saudi secara terbuka menyatakan harapannya bahwa konferensi ini akan mendorong lebih banyak negara untuk mengakui Palestina. Baca berita selengkapnya di sini.
2. Apa Akar Konflik Perbatasan antara Thailand dan Kamboja?
Thailand dan Kamboja kembali terlibat bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan pada Kamis, 24 Juli 2025. Ketegangan memuncak dengan saling serang roket, pengerahan jet tempur, dan memburuknya hubungan diplomatik kedua negara ke titik terendah dalam beberapa dekade. Dalam eskalasi terbaru ini, sedikitnya 12 warga Thailand tewas dan 17 lainnya luka-luka.
Ketegangan kedua negara anggota ASEAN ini mulai meningkat sejak 28 Mei lalu, saat seorang tentara Kamboja dilaporkan tewas akibat tembakan lintas batas. Bentrokan terbaru dipicu oleh penempatan ranjau darat di wilayah sengketa yang menyebabkan ledakan dan korban luka.
Kedua pihak saling menyalahkan atas pecahnya konflik. Dikutip dari Channel News Asia, militer Thailand menuduh pasukan Kamboja lebih dulu melepaskan tembakan di sekitar kompleks kuil Ta Muen Thom, termasuk meluncurkan roket BM21. Sebaliknya, Kamboja bersikukuh bahwa mereka hanya melakukan pembelaan diri setelah serangan sepihak dari pihak Thailand, sebagaimana dikutip dari CNA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja memuncak pada Kamis, 24 Juli 2025. Thailand menuding pasukan Kamboja menggunakan pesawat nirawak pengintai dan menembakkan artileri berat, termasuk peluncur roket, ke arah desa-desa di wilayah Thailand. Sedikitnya dua warga sipil tewas, sementara sekitar 40 ribu penduduk dari 86 desa di sekitar perbatasan dievakuasi. Dua tentara Thailand juga dilaporkan terluka.
Simak di sini selengkapnya.
3. 52 Remaja Yahudi Dikeluarkan dari Pesawat karena Berisik
Maskapai penerbangan Spanyol, Vueling mengeluarkan 52 remaja Yahudi. Pimpinan perusahaan Vueling Carolina Martinoli mengatakan, para remaja itu diturunkan dari pesawat karena perilaku yang sangat mengganggu.
Martinolli mengatakan maskapai telah meluncurkan penyelidikan internal setelah sekelompok orang Yahudi yang merupakan warga negara Prancis itu dikeluarkan dari salah satu penerbangannya awal minggu ini. Adapun Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot meminta klarifikasi dari maskapai mengapa mereka didiskriminasi berdasarkan agamanya.
Martinoli meyakinkan menteri bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan internal yang ketat. Temuannya akan dibagikan dengan otoritas Prancis dan Spanyol. Pendekatan serupa juga dilakukan terhadap duta besar Spanyol untuk Prancis.
Sekitar 52 penumpang Yahudi yang terdiri dari remaja dan direktur perkemahan musim panas yang berusia 21 tahun diturunkan dari penerbangan Vueling dari Valencia ke Paris pada Rabu pekan lalu. Media Israel dan pengguna media sosial menduga kelompok itu diturunkan setelah beberapa anak, berusia 10 hingga 15 tahun, terdengar menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa Ibrani.
Lihat selengkapnya di sini.