
JAKARTA – Tiga perusahaan otomotif besar dari Jepang, yaitu Toyota, Daihatsu, dan Honda, sedang menyusun rencana untuk mengantisipasi potensi penurunan.pasar otomotif pada paruh kedua 2025.
Hingga saat ini, ketiga pabrikan asal Jepang tersebut masih menguasai pasar otomotif Indonesia dengan berbagai model unggulan mereka, terutama di segmen...sport utility vehicle (SUV), multi-purpose vehicle (MPV) maupun low cost green car (LCGC).
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO)Gaikindo) menunjukkan bahwa dari Januari hingga Juni 2025, jumlah keseluruhanpenjualan mobil wholesalesMengalami penurunan sebesar 8,6% secara tahunan (year-on-year), dari 410.020 unit menjadi 374.740 unit.
Di sisi lain, penjualan mobil langsung ke konsumen juga mengalami penurunan sebesar 9,7%, yaitu dari 432.453 unit pada semester pertama 2024 menjadi 390.467 unit.
Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo, menyatakan bahwa para pemain industri otomotif tetap optimis pasar akan membaik, terutama dengan adanya pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada 24 Juli-3 Agustus 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City.
"Semoga GIIAS 2025 yang akan diselenggarakan bulan Juli mendatang dapat memacu peningkatan angka penjualan," kata Jongkie kepada.Bisnis, dikutip Senin (14/7/2025).
Oleh karena itu, acara tersebut diharapkan dapat menjadi pemicu yang baik di awal paruh kedua tahun 2025, yang pada gilirannya dapat menghidupkan kembali pasar otomotif.
Toyota Pimpin Pasar
PT Toyota Astra Motor (TAM), pabrikan otomotif asal Jepang, tetap menjadi pemimpin pasar mobil di Indonesia selama periode Januari hingga Juni 2025. Hal ini didukung oleh Toyota Kijang Innova yang menjadi produk andalan mereka.backbone) penjualan.
Berdasarkan data dari Gaikindo, penjualan Toyota secara wholesales pada paruh pertama tahun 2025 mencapai 123.846 unit, dengan perolehan *market share* (market share) 33%.
Jap Ernando Demily, selaku Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), menyatakan bahwa pasar otomotif di Indonesia masih menunjukkan penurunan sepanjang tahun ini akibat dampak dari berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Di seluruh dunia, konsumen menjadi lebih berhati-hati karena adanya ketegangan geopolitik dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Sementara itu, fluktuasi nilai tukar rupiah turut memengaruhi harga kendaraan.
Di dalam negeri, situasi ekonomi yang belum stabil dan tingkat suku bunga yang tinggi membuat masyarakat cenderung menahan diri untuk membeli kendaraan dan memilih untuk menunggu perkembangan lebih lanjut, terang Ernando kepada.Bisnis.
Ia berpendapat bahwa setiap merek dagang menerapkan taktik yang berbeda untuk meningkatkan angka penjualan. Di sisi lain, sambungnya, Toyota tetap teguh menawarkan berbagai pilihan jajaran produk di berbagai kelas.
"Hal itu didukung dengan ekosistem sales dan aftersales komprehensif di seluruh Indonesia, untuk memenuhi seluruh kebutuhan mobilitas masyarakat yang beragam," pungkasnya.
Deretan Mobil Terlaris Toyota Semester I/2025:
1. Kijang Innova: 31.107 unit
2. Avanza & Veloz: 24.685 unit
3. Rush: 15.425 unit
4. Calya: 14.359 unit
5. Agya: 8.047 unit
Daihatsu Gran Max & Sigra Jadi Andalan
Selanjutnya, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menjelaskan musabab penurunan penjualan sepanjang semester I/2025, dan berharap pasar otomotif pada paruh kedua tahun ini dapat membaik di tengah pelemahan daya beli masyarakat.
Marketing & Customer Relations Division Head Astra International Daihatsu Sales Operation Tri Mulyono mengatakan bahwa pasar otomotif Tanah Air masih loyo yang terbukti dari merosotnya penjualan baik retail sales (dealer ke konsumen) dan wholesales (pabrik ke dealer).
"Dengan kondisi demikian kami tetap berharap terjadi pemulihan di Semester II [2025] ini, sehingga pasar otomotif bisa pulih dari penurunan yang terjadi," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (9/7/2025).
Selanjutnya, ia menambahkan bahwa tingginya NPL (non performing loan) di industri pembiayaan kredit kendaraan mendorong perusahaan pembiayaan untuk lebih berhati-hati dalam menyalurkan pinjaman kendaraan bermotor.
"Serta tidak dipungkiri bahwa kondisi ekonomi global seperti perang dagang dan ketidakstabilan ekonomi global dapat memicu inflasi dan kenaikan suku bunga, yang pada akhirnya mempengaruhi daya beli masyarakat dan industri otomotif," katanya.
Lebih lanjut, retail sales Daihatsu sendiri pada semester I/2025 berada pada angka 66.716 unit dengan market share 17,1%. Sementara itu, untuk periode Juni 2025 sendiri, Daihatsu mencatatkan retail sales sebesar 10.001 unit.
Penjualan tertinggi diraih oleh Gran Max PU dengan 3.174 unit (32%), disusul Sigra sebanyak 2.789 unit (28%), Terios 1.084 unit (12%), Gran Max MB 1.084 unit (11%), Ayla 869 unit (9%), Xenia 417 unit (4%), Rocky 259 unit (3%), Luxio 211 unit (2%), dan Sirion 15 unit (0,1%).
Mengenai taktik di semester kedua tahun ini, Tri mengungkapkan bahwa Daihatsu menitikberatkan pada pelayanan yang selaras dengan keinginan konsumen, misalnya pembelian langsung, angsuran, atau sistem *trade-in*.
"Kami pun tak henti-hentinya mempererat kolaborasi dengan mitra, termasuk perusahaan leasing otomotif, perusahaan asuransi mobil, dan rekanan tukar tambah, demi memberikan kenyamanan bagi para pelanggan," tuturnya.
Honda Brio sampai HR-V banyak diminati.
PT Honda Prospect Motor (HPM) juga mengalami peningkatan penjualan pada Juni 2025, jika dibandingkan dengan bulan Mei. Penjualan Honda Brio dan HR-V menjadi pendorong utama keberhasilan tersebut.
Menurut data dari Gaikindo, penjualan eceran Honda pada bulan Juni mencapai 5.238 unit, meningkat 10,5% dibandingkan bulan sebelumnya (Mei 2025) yang tercatat 4.740 unit.
Yusak Billy, selaku Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor, menyatakan bahwa keyakinan konsumen terhadap produk Honda masih kuat, terutama untuk produk terbaru seperti HR-V Hybrid. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan penjualan meskipun pasar sedang bergejolak.
Billy menyatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya menyediakan model kendaraan yang relevan dengan keperluan masyarakat, dengan mutu dan nilai yang telah teruji.
1. Honda Brio tetap menjadi kontributor utama penjualan Honda, mencatatkan angka penjualan sebanyak 2.437 unit. Posisi kedua ditempati oleh Honda HR-V dengan penjualan 1.555 unit. 2. Penjualan Honda paling banyak disumbang oleh Honda Brio, yang berhasil menjual 2.437 unit. Honda HR-V menyusul di belakangnya dengan penjualan sejumlah 1.555 unit. 3. Honda Brio masih memimpin sebagai model terlaris Honda, dengan total penjualan mencapai 2.437 unit. Honda HR-V berada di urutan berikutnya, mencatatkan penjualan sebanyak 1.555 unit.
Selanjutnya, Honda BR-V menyusul dengan penjualan 575 unit, meningkat 15% dibandingkan bulan lalu. Di sisi lain, Honda CR-V, Civic, Accord, dan model Honda lainnya secara keseluruhan mencatatkan penjualan sebanyak 671 unit pada Juni 2025.
Sebagai hasilnya, Honda membukukan penjualan ritel sebanyak 39.193 unit selama periode Januari hingga Juni 2025, menempatkannya pada urutan ketiga sebagai merek mobil dengan penjualan terbaik di Indonesia, setelah Toyota dan Daihatsu.
"Saat menginjak semester kedua ini, kami optimis pasar otomotif akan tetap berkembang, terutama dengan adanya gelaran pameran otomotif yang akan diselenggarakan di penghujung bulan," tutupnya.
Prediksi Kondisi Industri Otomotif pada Paruh Kedua Tahun 2025
Kondisi pasar otomotif diperkirakan akan menghadapi berbagai kendala di semester kedua tahun ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain melemahnya kemampuan belanja konsumen, situasi geopolitik yang bergejolak, dan juga penerapan opsen pajak.
Yannes Martinus Pasaribu, seorang pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), berpendapat bahwa penjualan mobil di Indonesia pada paruh kedua tahun 2025 akan dipengaruhi oleh berbagai faktor rumit. Faktor-faktor tersebut meliputi kenaikan PPN untuk barang/jasa mewah menjadi 12%, ketidakjelasan mengenai opsen pajak daerah untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), serta melambatnya pertumbuhan ekonomi makro nasional.
"Penurun daya beli middle income classSegmen pembeli mobil yang paling besar, ditambah lagi penguatan dolar AS yang membuat komponen impor jadi lebih mahal, serta naiknya harga bahan mentah karena kondisi geopolitik, semakin memperparah inflasi yang berdampak pada produksi dan harga mobil," tuturnya kepada.Bisnis.
Kendati demikian, lanjutnya, prospek bagi industri dan pasar otomotif, terutama mobil, masih terbuka. Yannes berpendapat bahwa sejumlah kebijakan pemerintah, misalnya pemberian stimulus fiskal dan keringanan pajak untuk sektor otomotif, dapat menjadi jalan keluar.
"Solusinya di atas kertas gampang, tapi implementasinya tidak mudah," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah perlu menstabilkan kebijakan fiskal dan pajak, termasuk memperjelas opsen PKB dan BBNKB, memperpanjang relaksasi PPnBM, serta menyediakan skema kredit berbunga rendah untuk mendongkrak daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah.