Halloween party ideas 2015
Tampilkan postingan dengan label pendidikan. Tampilkan semua postingan

SUBANG,  Skill dan SDM Siswa SMK PGRI Subang kian teruji. SMK yang berlokasi di Jl. Marsiud, Kelurahan Cigadung itu sukses memproduksi Sepeda Motor Konversi.


Bertepatan dengan HUT ke-46, SMK PGRI Subang melauncing Sepeda Motor Konversi 'SMERI' di Lapangan SMK PGRI Subang pada Rabu, 1 Maret 2023.

Dalam launching tersebut, hadir Koordinator Pengujian Ketenagalistrikan dari Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan Energi Baru Terbarukan dan Komversi Energi perwakilan dari Kementrian ESDM  Slamet, M.T., Ph.D dan Bupati Subang H ruhimat.

Pada launching sepeda motor Konversi Energi “SMERI” karya SMK PGRI Subang ini dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara perusahaan dan lembaga yang bekerjasama dengan SMK PGRI Subang.

"Semoga SMK PGRI Subang dapat perkokoh kepercayaan masyarakat dengan meningkatkan etos kerja, pelayanan dan nilai-nilai budaya kerja di lingkungan pendidikan," kata Kepala SMK PGRI Subang Dra. Hj. Sei Mulyati,

Bupati Subang H Ruhimat mengaku bangga dengan prestasi dan inovasi yang ditroeh SMK PGRI Subang selama ini. Dia berpesan pada seluruh siswa untuk mempertahankan dan meningkatakn prestasi melalui belajar yang sungguh-sungguh dan ekstrakulikuler yang dapat menambah skill baru.

"Hal tersebut penting karena di masa depan akan banyak masyarakat luar yang berdatangan ke Subang. Saya tidak ingin masyarakat Subang hanya menjadi penonton, tapi menjadi pemain dalam kemajuan industri dan perekonomian kelak," kata Ruhimat

Sementara itu Koordinator Pengujian Ketenagalistrikan dari Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan Energi Baru Terbarukan dan Komversi Energi perwakilan dari Kementrian ESDM Slamet  mengatakan Sepeda Motor karya SMK PGRI ini selaras dengan program percepatan kendaraan listrik demi mengurangi ketergantungan akan impor bahan bakar minyak bumi.

Selain itu konversi kendaraan menjadi bertenaga listrik juga memiliki keunggulan berupa lebih ramah lingkungan dan lebih ekonomis. "Melalui SMK PGRI Subang akan lebih banyak masyarakat yang tertarik untuk mengonversikan kendaraannya menjadi tenaga listrik," kata Slamet

RED : TINTAHIJAU.COM



Dikala sebagian orang merayakan hari kasih sayang atau valentinday tanggal 14 Febuari 2023, kami Relawan TIK kabupaten Subang bersama dengan Keminfo, Rtik Jawa Barat dan Pandu digital menggelar seminar Literasi Digital Sektor Pendidikan bersama dengan SiswaSiswi SMK AL MUFTI Purwadadi Kabupaten Subang.

Kegiatan ini diikuti kurang lebih 400 Orang yang terdiri dari 200 Ofline dan 200 Online dengan zoom meeting , dalam kegiatan yang dilaksanakan di kampus SMK ALMUFTI ini ada 3 pemateri yang memaparkan materi secara maraton, pemateri pertama Ketua RTIK Kabupaten Subang Kang Wijaya Kusuma S.AN, yang memberikan pemaparannya terkait Keamanan digital

Disusul secara berturutturut yaitu materi Digital Etnik yang dipaparkan oleh tenagapengajar SMK ALMUFTI diiringi berikutnnya Kang Esa Firmansyah Pengurus RTIK Jawa BArat dengan pemahaman terkait Digital Skill

Kegiatan dibuka secara resmu oleh Wasek Bidang Kesiswaan dan ditutup dengan Tannya Jawab  


SUBANG – Sekelompok Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengadakan Seminar Bimtek Kurikulum Merdeka di SMPN 1 Pabuaran, Selasa (17/01/2023). 

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu dari Tri dharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat (PKM).

SMPN 1 Pabuaran saat ini belum menerapkan kurikulum merdeka, oleh karenanya para mahasiswa mengajukan Seminar Bimtek dengan tema, ‘merdeka belajar, merdeka mengajar’, yang disambut dengan baik oleh pihak sekolah. Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMPN 1 Pabuaran, Engkur Kurniadi, memberikan sambutan hangat kepada para mahasiswa yang datang. 

“Keluarga kami di sini sangat menantikan kehadiran para mahasiswa, kami sangat berterima kasih, karena mahasiswa Pendidikan Matematika UPI mau memfasilitasi kami mengenal lebih dekat tentang kurikulum merdeka, karena jujur kurikulum merdeka masih sangat asing bagi kami,” ujarnya.

Seminar Bimtek yang diselenggarakan oleh para mahasiswa ini terdiri dari empat sesi. Sesi pertama diisi langsung oleh Guru Besar Pendidikan Matematika UPI, Didi Suryadi. Sesi dua sampai empat diisi oleh perwakilan mahasiswa yang sudah mengajar dan menerapkan kurikulum merdeka di tempat mengajarnya.

Didi membuka sesi pertama seminar dengan memberikan gambaran umum kurikulum merdeka dari perspektif filosofis dan teoritis. 

"Sesi kedua diisi dengan materi membuat alur dan tujuan pembelajaran (ATP), sesi ketiga tentang materi modul ajar, serta sesi terakhir materi pembelajaran proyek profil pelajar Pancasila," ungkapanya. 

Guru-guru SMPN 1 Pabuaran menunjukkan antusiasme yang tinggi selama kegiatan seminar berlangsung, terlihat dari beragam pertanyaan yang terus muncul dari sesi ke sesi. Meskipun SMPN 1 Pabuaran belum menerapkan kurikulum merdeka, para guru sudah mempunyai berbagai ide yang dapat dikembangkan menjadi pembelajaran proyek profil pelajar Pancasila. Ide-ide tersebut dapat digunakan ketika kurikulum merdeka diterapkan di tahun ajaran baru nanti.

Akbar

 

Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika UPI


Bandung
– Sebagai bentuk implementasi butir ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi,
yaitu Pengabdian kepada Masyarakat, 14 Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika
UPI gelar kegiatan Matematika Asyik, Berbagi, dan Ceria (ABC) di Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM) Cahaya Kahuripan Bangsa, Lembang, Kabupaten Bandung
Barat. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2023 yang terdiri dari
3 rangkaian kegiatan, yaitu Matematika Asyik, Matematika Berbagi, dan
Matematika Ceria.

Sukri
sebagai ketua pelaksana menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan agar kami para
mahasiswa dapat menerapkan dan memperkuat ilmu pengetahuan yang kami miliki kepada
masyarakat. Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat membantu warga belajar
dan tutor khusunya tutor matematika di PKBM Cahaya Kahuripan Bangsa.

“Saya
berharap semua warga belajar mendapatkan banyak ilmu dan saya yakin kegiatan
ini akan sangat bermanfaat juga untuk tutor matematika di PKBM Cahaya Kahuripan
Bangsa. Kami sangat berterima kasih sekali atas kedatangan adik-adik sekalian,”
ucap Ibu Lince Sari Dianawati, M.Pd. selaku kepala PKBM Cahaya Kahuripan
Bangsa.

Kegiatan Matematika
ABC dimulai pada pukul 09.00 WIB. Secara simbolis, peresmian kegiatan ini
ditandai dengan kegiatan penyerahan plakat kepada pihak PKBM. 
Setelah kegiatan dibuka secara resmi, ketiga
rangkaian kegiatan langsung dilaksanakan secara serentak.


Rangkaian kegiatan pertama adalah Matematika
Asyik. Kegiatan ini berupa permainan edukasi dengan menggunakan media
pembelajaran Menara Hanoi dan Jarimatika yang diikuti oleh 24 warga belajar
Program Paket B setara SMP dan 9 warga belajar Program Paket A setara SD. Pada
akhir kegiatan, diadakan games berhadiah untuk memberikan tantangan
kepada warga belajar. 



 “Media menara Hanoi dipilih karena
dapat merangsang pola pikir dengan harapan dapat meningkatkan minat dan motivasi
warga belajar di PKBM dalam mempelajari matematika,” ucap Surya selaku anggota
kelompok.  
Awaludin sebagai anggota kelompok
menambahkan bahwa jarimatika dipilih karena dapat membantu warga belajar pada
program paket A setara SD dalam perkalian, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

 “Perkalian dengan
jarimatika terasa lebih gampang, sehingga saya tidak perlu banyak menghafal
perkalian. Belajarnya juga seru dan terima kasih buat kakak-kakak
yang udah ngajarin,” ujar Dela warga belajar Paket A. 

Rangkaian
kegiatan kedua adalah Matematika Berbagi. Kegiatan ini berupa Focus Group
Discussion
antara Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika UPI dengan tutor
matematika di PKBM Cahaya Kahuripan Bangsa mengenai pengalaman mengajar yang
meliputi pembahasan beberapa konsep materi dan cara menyampaikan materi kepada
siswa.



 “Kegiatan matematika berbagi ini
sangat bermanfaat dan memberikan tambahan wawasan bagi saya khususnya dan mahasiswa
lain yang terlibat, sehingga diharapkan dapat membantu tutor matematika di PKBM
Cahaya Kahuripan Bangsa,” ucap Teddy selaku anggota kelompok.



 Bapak Mikha, selaku tutor
matematika di PKBM mengucapkan rasa terima kasih atas adanya kegiatan ini.
Beliau juga berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan. 
Rangkaian
kegiatan yang ketiga adalah Matematika Ceria. Kegiatan ini berupa pembelajaran
matematika menggunakan media video pembelajaran yang telah dibuat oleh
Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika UPI yang diikuti oleh 29 warga belajar
Program Paket C setara SMA. Pembelajaran diawali dengan memberikan apersepsi
kepada warga belajar dilanjutkan dengan menonton video pembelajaran yang
disediakan dan pembahasan soal. Pada akhir kegiatan diadakan
fun games yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

 “Video pembelajaran yang diberikan diharapkan
dapat menambahkan wawasan warga belajar mengenai variasi soal dan mengoptimalkan
hasil belajar matematikanya,” ucap Akbar selaku anggota kelompok.

 “Penjelasan di youtube
mudah dipahami, belajarnya jadi ga pusing. Biasanya pusing belajarnya, tapi ini
seru karena ada
games selama pembelajarannya. Kita juga merasa
tertantang karena ada hadiah
. Alhamdulillah pembelajarannya seru,”
ucap Ani Suryani warga belajar Paket C. 
Ibu
Lince berharap kerjasama antara mahasiswa dan PKBM akan terus berlanjut, karena
ada banyak hal yang bisa dipelajari dan diterapkan. Dengan diselenggarakannya
kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar dan menambah wawasan warga
belajar PKBM Cahaya Kahuripan Bangsa.



Foto Kegiatan






Penulis: Fanisa Dina
A. D. U. & Teddy Septian R
.


OPINI - Nusantara yang juga dikenal dengan sebutan Negara Kepulauan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negeri yang dikenal dengan kekayaan sumber daya alam yang membentang dari Sabang sampai Merauke dan Miangas hingga Pulau Rote. Kekayaan alam yang dimiliki meliputi daerah perairan dengan presentasi 70 % dan 30 % daratan dari total keseluruhan wilayah.  Berdasarkan hal tersebut pada tahun 1982 melalui konvensi hukum PBB, Indonesia resmi dinobatkan sebagai negara maritim dunia yang tertuang secara hukum pada United Nations Convention on The Law Of The Sea (UNCLOS) yang disebut Prinsip Negara Kepulauan (Archipelago State Principle). Penobatan ini menjadi penegasan kedaulatan negara indonesia sebagai negara kepulauan dimata dunia. Dengan keunikan teritorial, karakteristik dan letak geografis yang berbeda dari negara-negara lainya di dunia, Indonesia menyimpan potensi pengembangan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan energi dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat indonesia.

Dengan karakteristik kepulauan yang dimiliki, masyarakat indonesia banyak yang berprofesi sebagai nelayan dengan mendiami dan membangun peradabannya di wilayah pesisir nusantara. Masyarakat Indonesia sejak dahulu kala sangat terkenal dengan keunggulannya dalam mengarungi lautan untuk mencari ikan ataupun melakukan pelayaran. Beberapa daerah dengan nelayan yang tersohor di penjuru nusantara hingga mancanegara diantaranya adalah Lamongan dan Bayuwangi (Jawa Timur), Cilacap dan Kota Tegal (Jawa Tengah), Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Maluku Utara.

Nelayan yang menjadi ujung tombak dalam menyediakan kebutuhan pangan hayati dari laut pada hakikatnya merupakan pahlawan ekonomi nusantara yang telah berlangsung sekian lama. Menghabiskan waktu dengan mengarungi lautan berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun sudah menjadi hal yang lumrah bagi pejuang pangan indonesia ini. Dengan perjuangan dari mereka kertersediaan pangan dari laut menjadi salah satu kunci kestabilan perekonomian masyarakat nusantara. Mulai dari masyarakat kelas bawah hingga kalangan elit bisa menikmati asupan protein dari laut hasil perasan keringat para penakluk lautan indonesia.   

Dari zaman kerajaan nusantara hingga zaman modernisasi dengan perkembangan teknologi saat ini keberadaan nelayan senantiasa eksis di negeri kepulauan terbesar di dunia ini. Akan tetapi masih terdapat ironi yang tidak kunjung terselesaikan hingga saat ini. Menurut hasil kajian Kementrian Kelautan dan Perikanan, 25 % atau sekitar 7,9 juta penduduk miskin di Indonesia merupakan masyarakat yang bermukim di wilayah pesisir. Kondisi ini sangat kontras dengan pekerjaan dan potensi alam yang mereka kelola selama ini. Dibutuhkan upaya penanganan yang terintegrasi dan masif mulai dari pemangku kebijakan sampai dengan masyarakat pesisir itu sendiri. Sehingga langkah yang dilakukan dapat berjalan optimal dan membawa perubahan yang signifikan bagi kehidupan masyarakat pesisir nusantara.


Penulis : Ardiansyah Rusmadi, S. Pi -Mahasiswa Universitas Hasanudin

 

Foto : Pengurus HIMMPAS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung


BANDUNG  - Pengurus Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (HIMMPAS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung mengadakan acara rihlah di Terminal Wisata Grafika Cikole, Jln. Raya Tangkuban Perahu KM. 23 Cikole-Lembang, Sabtu 17 Desember 2022.

Tujuan rihlah sendiri adalah untuk bertafakur akan kebesaran Allah dan keagungan Allah SWT dengan melihat keindahan ciptaan Allah yang nyata di sekitar kita.

Ketua Departemen PSDM, Fitri Husni Mardiyah menyampaikan bahwa, rihlah merupakan istilah dalam bahasa arab yang artinya yaitu perjalanan. 

“Kegiatan ini merekatkan hubungan ukhuwah islamiyah antar pengurus, dalam rangkaian acara terdapat SCI (Sharing Care Inspire) yang bertujuan untuk mengenal lebih dekat dan mempererat silaturahmi antar pengurus HIMMPAS UPI.

Sementara, Wahyu Naldi, Ketua Umum HIMMPAS UPI menegaskan bahwa kegiatan kali ini dihadiri teman-teman dari HUI guna mempererat tali silaturahmi dan sekaligus penutupan SCI yang menjadi salah satu agenda dari divisi PSDM. Jadi selain pergi berlibur juga diadakannya perkenalan seluruh anggota HIMMPAS baik dari Guest Star yang sudah ditunjuk atau pun perkenalan secara keseluruhan anggota HIMMPAS. 

“Semoga HIMMPAS UPI kedepannya bisa lebih baik lagi dan memberikan manfaat bagi orang banyak,”ungkapnya.

Untuk diketahui, kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat bagi pengurus HIMMPAS yang berprestasi dan dilanjutkan  foto bersama.

Akbar Aba 

BANDUNG – Himpunan Mahasiswa Muslim Pascasarjana (HIMMPAS) Universita Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung menyelenggarakan Seminar Internasional secara Daring, Ahad (27/11/22).
 
Seminar Internasional ini mengangkat tema “Menyongsong Era Baru Pasca Pandemi di Era Society 5.0; Tantangan dan Peluang Pendidikan di Masa Disrupsi”.
 
Tri Suwansi, S.Pd., M.Sc saat membuka acara menyampaikan bahwa pendidikan merupakan suatu proses long-life education, dimana peran teknologi digital sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
 
“Permasalahan ini menjadi tantangan besar bagi semua pendidik dalam menyiapkan konten pembelajaran yang berkualitas, untuk itu perlu adanya inovasi baru dalam pembelajaran Digital,” ungkapnya..
 
Wahyu Naldi dalam sambutannya menyampaikan seminar ini menghadirkan pembicara Internasional maupun nasional yakni Dr. Mazarul Bi Mohamad Hanapi University of Sultan Idris Malaysia dan Dr. Lala Septem Riza, S.Ssi. M.T Universitas Pendidikan Indonesia
 
“Alhamdulilah Seminar ini mendapatkan apresiasi dan sambutan yang cukup tinggi dari para peserta baik nasional maupun internasional diantaranya, Negara Ghana, Yaman, Nigeria, Uzbekistan, dan Malaysia. Selain itu Seminar ini juga disiarkan langsung melalui kanal Youtube HIMMPAS UPI,” ucap Ketua HIMMPAS UPI.
 
Untuk diketahui, kedepan HIMMPAS UPI tetap akan terus mengangkat isu-isu dan tantangan terkini dalam dunia pendidikan baik dalam agenda seminar internasional ataupun dalam program kegiatan lainnya. Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan sumbangan pemikiran terhadap dunia pendidikan.

Akbar Aba. S.Pd


Surat edaran partisipasi pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XIV Jabar yang dibuat Kadisdikbud Subang, Tatang Komara yang dilayangkan ke seluruh Koordinator Wilayah Kecamatan, Pengawas SD dan SMP, Kepala Sekolah SD/SMPN/Swasta Kabupaten Subang diduga diabaikan.

Isi surat edaran yang ditandatangani Tatang Komara pada tanggal 31 Oktober 2022 tersebut ditegaskan perihal dukungan pengarahan massa untuk para pelajar menonton langsung semua pertandingan Cabang Olahraga ke Vanue terdekat .

Namun sampai saat ini, berdasarkan pantauan , Kamis (10/11/2022) siang, di lokasi Vanue -vanue yang melaksanakan pertandingan tak ada satupun para pelajar yang tampak hadir. Salah satunya di Vanue Cabor bola tangan beach yang dimulai hari ini.

“Iya sudah disebarkan surat edarannya ke masing -masing korwil kecamatan, para kepsek SD/SMPN/Swasta untuk berpartisipasi menonton langsung semua pertandingan pada pelaksanaan Porprov Jabar. Kita cek lagi,”ungkap Kadisdikbud Subang, Tatang Komara melalui Kabid Pembinaan SD Disdikbud Kabupaten Subang, Anno Suyatno.

“Jadi ini momentum luar biasa untuk kebangkitan olahraga di Kabupaten Subang, seharusnya para Kepala sekolah dan guru di Subang bisa mengajak seluruh pelajarnya untuk menyaksikan  pertandingan -pertandingan cabang olahraga di Vanue terdekat,”pungkasnya.

Sumber : Lampusatu.com




OPINI – Bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda setiap
tahun pada tanggal 28 Oktober, dan di tahun 2022 ini Sumpah Pemuda sudah
berusia 94 tahun lamanya. Mari kita merefleksikan sejenak akan peristiwa sejarah
terbentuknya Sumpah Pemuda yang menjadi sebuah tonggak pergerakan untuk
mencapai Kemerdekaan Republik Indonesia. Bersatunya pemuda-pemuda seluruh
Indonesia dari berbagai penjuru tanah air berkumpul menjadi satu tempat di
Jakarta untuk mendeklarasikan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 pada
Kongres Pemuda Kedua. Pada saat itu, para Pemuda Indonesia sudah mampu
melahirkan dan memikirkan bagaimana nasib masa depan Bangsa Indonesia ini
selanjutnya.



Sumpah pemuda tidak terjadi begitu saja tanpa adanya sebuah
perjuangan yang panjang, perjuangan untuk tidak lagi melihat batasan kita
sebagai Suku, Adat, Ras, dan Agama. perjuangan mengesampingkan rasa kecintaan
terhadap daerahnya masing-masing (primordialisme ) untuk tujuan yang lebih
besar yaitu persatuan Indonesia.



Sejalan dengan perkembangan zaman dan perubahan sejarah,
akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan masyarakat kota dan
masyarakat desa memang sangat modern. Di kota-kota besar misalnya, masyarakat
hidup di antara sekitar gedung bertingkat yang tingginya seperti mencakar
langit. Kesemuanya itu mengundang perhatian orang untuk berbaur hidup agar
saling berhimpitan di setiap sudut kota tersebut.



Jika kita renungkan bersama, misalnya mampukah kita sebagai
pemuda-pemuda desa yang ingin melakukan perantauan ke kota-kota besar itu
dengan ilmu yang masih sangat sedikit bisa menaklukkan dunia? Seperti halnya
menggapai kota besar yang penuh dengan ragam budaya dan tantangan, pasti
mempunyai jaringan sosial yang bisa menjadi tumpuan dan jembatan untuk
menggapai cita-citanya tersebut.



Oleh karena itu, sadarlah wahai para pemuda-pemuda Indonesia
khususnya generasi muda yang saat ini harus memperjuangkan nasib untuk meraih
cita-cita kalian. Dengan melihat sejarah kita sebelumnya dan kenyataan hidup
yang sekarang, mari kita lawan dan bangkit dari rasa keterpurukan yang sering
menghampiri kita sehari-hari. Milikilah sikap keberanian dalam mengambil setiap
keputusan dan mari kita tingkatkan rasa tangguh dan semangat demi meraih masa
depan kita yang lebih gemilang.



“Jika bangsa ini
sudah berjanji untuk menjadi bangsa yang merdeka maka tugas kita adalah menjaga
janji itu” Anas Urbaningrum dalam bukunya Janji Kebangsaan kita.



Selamat menyambut Hari Kelahiran Sumpah Pemuda. Tetap sehat
dan semangat



Penulis : Akbar Aba. S.Pd, Mahsiswa PKn Program Pascasarjana
UPI


Penyalahgunaan narkoba dilingkungan pelajar dan remaja sangan memprihatinkan dewasa ini , ini yang membuat Garda Anti Narkoba wilayah 04 Subnag selatan gencar mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan Narkoba dilingkungan pelajar dan remaja 

Kini Garda Anti Narkoba Subang Selatan menyambangi SMKN 1 Kasomalang guna menyampaikan pesan terkait bahaya penyalah


gunaan Narkoba pada siswa siswi SMKN 1 Kasomalang, Turut serta dalam kegiatan ini Kasubag UPT P5A DP2KBP3A Kecamatan Kasomalang - Cijambe , Ibu Catur beserta jajaran Monivator Ketahana Keluarga guna turut serta menyemangati siswa siswi di SMKN 1 Kasomalang agar tidak mencoba coba menggunakan Narkoba.

Dalam sambutannya Bunda Catur menyampaikan rasa banggannya bisa hadir ditengah tengah siswa dan siswi SMKN 1 Kasomalang yang sangat luar biasa , serta beliau menyampaikan pentingnnya mengetahui Jenis dan bahaya penyalahgunaan Narkoba, " jangan pernah mencoba, untuk msa depan , Bigitu tuturnnya

Kunjungan kali ini disampaikan langsung oleh Ketua Garda Anti Narkoba 04 , pemaparannya ditengah lapang Kampus SMKN 1 Kasomalang sngan di sambut antusias oleh segenap siswa yang hadir , pesannnya dalam paparannya , Sekali kamu mecoba maka hidup kalian terancam , jangan pernah mencoba Narkoba untuk masa depan gemilang .

N. Jean Piaget



Jean Piaget adalah seorang epistemolog dan psikolog berkebangsaan Swiss yang tertarik kepada dunia pendidikan karena merasa tidak puas dengan teori para ahli pendidikan yang sudah ada (Munari, 1994). Sebagai seorang epistomolog, Piaget mempelajari pola berpikir anak yang akhirnya bisa diketahui bagaimana pengetahuan seseorang bisa diperoleh (Dahar,1989). Metode dan prinsip yang dikemukakan Piaget tentang proses belajar ternyata banyak diakui oleh ahli-ahli pendidikan dari berbagai negara (Munari, 1994). Piaget lahir pada tahun 1896 dan meninggal tahun 1980 (Munari, 1994). Di usia 15 tahun, Piaget mulai mempublikasikan ketertarikannya tentang penelitian ilmiah dalam jurnal internasioanal. Gelar Ph.D diperoleh Piaget saat usianya 21 tahun dalam bidang biologi. Oleh karena itu teori-teori perkembangan intelektualnya banyak dipengaruhi oleh keahliannya di bidang biologi. Salah satunya Piaget berpendapat bahwa proses untuk memperoleh pengetahuan merupakan proses adaptasi intelektual terhadap pengalaman-pengalaman yang diperoleh seseorang (Suparno, 1997). Proses ini sama halnya dengan proses adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya. Peranan Piaget di dunia pendidikan semakin besar setelah menduduki jabatan sebagai Direktur International Bureau of Education (IBE) pada tahun 1929. Sejak tahun tersebut sampai tahun 1967, Piaget rajin membuat tulisan untuk Dewan IBE dan Konferensi Internasional tentang Pendidikan Umum. Piaget sangat tertarik untuk meningkatkan peran aktif siswa dalam pendekatan ilmiah.
Beberapa persepsi Piaget tentang pendidikan adalah (Munari,1994) dengan menyatakan bahwa memaksa merupakan metode mengajar yang paling buruk, karena tanpa paksaan siswa akan merekonstruksi apa yang dipelajarinya jika siswa tersebut aktif bereksperimen. Persepsi lain yang mendasar adalah pentingnya partisipasi aktif siswa dalam proses belajar. Proses belajar yang baik menurut Piaget adalah yang mengajarkan siswa untuk berinquiry atau berproses sesuai kodratnya manusia. Jadi belajar yang sebenarnya adalah mengatasi lagi, mengkonstruksi kembali, dan menemukan kembali yang dilakukan oleh siswa sendiri. Dikaitkan dengan psikologi menurut pandangan Piaget, psikologi modern mengajarkan kita bahwa hasil intelegensi adalah melalui tindakan karena itu latihan penelitian harus ada dalam setiap strategi belajar mengajar.
Hasil Karya Piaget dalam dunia Pendidikan 
Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme dalam dunia pendidikan (Suparno,1997). Konstruktivisme dalam dunia pendidikan dapat diartikan bahwa pengetahuan yang diperoleh seorang anak merupakan hasil dari konstruksi pengetahuan awal yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang baru diperolehnya. Dalam teori konstruktivisme yang dikemukakan Piaget, pengetahuan atau konsep yang dimiliki anak bisa diperoleh melalui dua cara. Pertama melalui asimilasi, yaitu integrasi konsep yang merupakan tambahan atau penyempurnaan dari konsep awal yang dimiliki. Sedangkan yang kedua melalui akomodasi, yaitu terbentuknya konsep baru pada anak karena konsep awal tidak sesuai dengan pengalaman baru yang diperolehnya. Piaget juga mengemukakan istilah equilibrium yaitu keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Proses asimilasi dan akomodasi yang dikemukakan dalam teori konstruktivisme Piaget dapat terjadi atas dasar adanya skema yang dimiliki tiap anak. Menurut Piaget, skema adalah struktur pengetahuan awal yang ada dalam pikiran seseorang (Suparno, 1997). Skema bisa berubah seiring dengan perkembangan intelektual anak dan penambahan pengalaman yang dimiliki anak. Contohnya, anak memiliki skema awal bahwa semua tumbuhan memiliki daun berwarna hijau. Kemudian seiring dengan pengalaman belajar yang dimiliki akhirnya terbentuk skema baru bahwa tidak semua daun berwarna hijau melainkan ada yang merah atau ungu tergantung dari pigmen yang dimiliki daun tersebut. Berarti terjadi akomodasi dalam pembentukan konsep tersebut. Bagi Piaget, pengetahuan merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang bukan di luar. Karena sifatnya pribadi maka perkembangan kognitif anak tidak akan berubah jika anak tersebut tidak beraktifitas dalam lingkungannya. Belajar adalah perubahan konsep yang berarti berubahnya skema yang terjadi terus menerus sepanjang hidup. Konstruksi dari kegiatan seseorang akan menghasilkan pengetahuan (Suparno,1997). Ada tiga macam pengetahuan yang dikemukakan Piaget (Piaget,1971;Wadsworth,1989 dalam Suparno,1997) dan setiap pengetahuan memerlukan kegiatan atau tindakan. Pengetahuan pertama adalah pengetahuan fisis. Kegiatan yang harus dilakukan anak untuk memperoleh pengetahuan fisis adalah melalui tindakan dengan alat inderanya karena merupakan pengetahuan tentang sifat fisis seperti bentuk, ukuran, dan berat. Yang kedua pengetahuan matematis-logis yang merupakan bentuk pengetahuan yang harus dikonstruksi sendiri oleh anak karena pengetahuan itu tidak ada bentuk fisiknya misalnya bilangan. Yang ketiga pengetahuan sosial yaitu pengetahuan yang diperoleh dari interaksi dengan orang lain. Ketiga bentuk pengetahuan itu akan diperoleh anak melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Karya yang paling monumental Teori konstruktivisme atau teori perkembangan kognitif dalam belajar adalah karya Piaget yang paling terkenal. Menurut teori konstruktivisme, guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan evaluator agar pemikiran muridnya berjalan sebagaimana mestinya. Guru harus bisa mengaktifkan muridnya untuk berfikir sebab pada kenyataannya saat datang ke sekolah, seorang anak tidak datang dengan pengetahuan  kosong. Anak sudah mengalami banyak peristiwa yang menjadi pengalamannya. Tinggal bagaimana pengalaman tersebut diolah sehingga menghasilkan suatu konsep atau persepsi yang benar.
Karya Piaget lain yang monumental adalah teori perkembangan kognitif untuk anak. Dalam teorinya Piaget berpendapat bahwa anak-anak memiliki perbedaan tingkat pemahaman untuk tingkat usia yang berbeda. Piaget (dalam Wortham,2006) membedakan tingkat kognitif anak menjadi tiga yaitu:
  1. Tingkat Sensorimotor untuk anak baru lahir sampai usia 18 bulan. Pada tahap ini bayi memperoleh pengetahuan melalui aktifitas fisik.
  2. Tingkat Preoperasional untuk anak usia 2 sampai 7 tahun. Pada tahap ini anak mendapatkan pengetahuan melalui tindakan simbolik seperti kata-kata.
  3. Tingkat Operasional Konkrit untuk anak usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak memperoleh pengetahuan simbolik dan logis. Alasan anak logis untuk hal-hal konkrit.
Teori Piaget sebagai salah teori pendidikan abad 20 dijadikan salah satu acuan. Artinya teori ini memiliki peran dalam memajukan pendidikan di Eropa dan Amerika pada saat itu. Penulis sendiri termasuk yang mengagumi teori Piaget terutama dalam proses pembelajaran. Karena teori ini memiliki keunggulan-keunggulan antara lain sangat memperhatikan latar belakang siswa, mengutamakan pendekatan “student centered” dalam proses pembelajaran dan menuntut guru agar lebih profesional dalam bidangnya. Latar belakang siswa menjadi penting dalam teori ini karena siswa-siswa datang dari kondisi yang berbeda baik suku, budaya, lingkungan rumah dan keluarga, kemampuan dan sebagainya.
Dengan memperhatikan latar belakang siswa, guru akan lebih memahami pengetahuan atau skema awal siswa sebelum memulai pelajaran sebab hal ini penting dalam rangka menambah pengetahuan siswa agar pengetahuan baru tersebut terasimilasi atau terakomodasi dalam pikiran siswa tanpa ada keragu-raguan. Begitu pula dengan menjadikan pendekatan “student centered” sebagai yang utama, maka proses belajar harus bersumber pada siswa agar proses pembelajaran lebih cocok bagi siswa sendiri.
Teori Piaget ini bisa menjadi alternatif dari teori-teori yang lain yang bisa diterapkan di Indonesia. Indonesia (dalam Komar, 2006) memiliki sistem pendidikan nasional dengan ciri-ciri nasionalis, demokrasi, dan pemerintah mewajibkan pelajaran agama di sekolah-sekolah. Dari ciri nasionalis sudah jelas bahwa isi dan jiwa pendidikan harus berdasarkan kebudayaan sendiri, ini berarti walau sistem pendidikan yang dijalani sekarang mencontoh pada negara maju akan tetapi perlu diperhatikan latar belakang kita sendiri. Dari ciri demokrasi dijelaskan bahwa pendidikan harus menanamkan cara berfikir dan berinisiatif atas kemauan sendiri, artinya proses belajar mengajar harus sejalan dengan hati nurani antara guru dan siswanya termasuk kemauan dan kemampuannya. Ciri-ciri ini sebenarnya juga menjadi dasar teori Piaget untuk menekankan rekonstruksi pada siswa dengan memperhatikan aktifitas siswa dalam lingkungannya sesuai dengan kemampuannya sebagai latar belakang. Tujuan akhirnya agar pendidikan yang ditempuh siswa lebih menjiwai siswa itu sendiri.

 
Rujukan Artikel : 
Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Komar, O. (2006). Filsafat Pendidikan Non Formal. Bandung: Pustaka Setia.
Munari, A. (1994). “Jean Piaget”. Prospect: the quarterly review of comparative education. 24,
(1/2), 311-327.
Suparno, P. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Wortham, Sue C. (2006). Early Childhood Curriculum. New Jersey: Pearson Merrill Prentice
Hall.


Tantangan utama masyarakat modern
dewasa ini adalah penggunaan internet dan media digital yang tak hanya
memberikan manfaat bagi penggunanya, namun juga membuka peluang terhadap
beragam  persoalan. Kurangnya kecakapan
digital dalam menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak menimbulkan
penggunaan media digital yang tidak optimal. Lemahnya budaya digital bisa
memunculkan pelanggaran terhadap hak digital warga. Rendahnya etika digital
berpeluang menciptakan ruang digital yang tidak menyenangkan karena terdapat
banyak konten negatif. Rapuhnya keamanan digital berpotensi terhadap kebocoran
data pribadi maupun penipuan digital. 
Begitu pula yang terjadi dalam tatanan pendidikan non formal khususnya
Kesetaraan, baik paket A, B dan C.



Pendidikan nonformal kini
dituntut untuk mampu mendefinisikan dan mampu mereposisi diri terhadap
perkembangan dunia digital.  Pendidikan
nonformal tidak saja sebagai pengganti dari pendidikan formal. Lebih dari itu
pendidikan nonformal harus memberi nilai tambah dan pelengkap dari pendidikan
formal di era digital ini. lulusan - lulusan pendidikan non formal harus bisa
mengaplikasikan dunia digital ke dalam dunia kehidupannya. bagaimana warga
belajar pendidikan non formal ini sudah siap di dunia kerja yang berbasiskan
teknologi. termasuk pengenalan dan pembelajaran dunia digital di pendidikan non
formal sudah menjadi keharusan dewasa ini. pembelajaran menggunakan aplikasi
sudah mulai diterapkan dalam pembelajaran. misalkan dengan menggunakan google
classroom, google meet, ataupun zoom meeting. begitu pula ketika penilaian
hasil pembelajaran atau penilaian modul belajar bisa menggunakan aplikasi
seperti google form dan lain-lain. Pada warga belajar pendidikan non formal
kesetaraan juga dikenalkan empat pilar literasi digital yaitu Etika Digital,
Budaya Digital, Keterampilan Digital dan Keamanan Digital.



Etika digital berarti kemampuan
dari warga belajar  dalam menyadari,
menyesuaikan diri dan menerapkan etika digital atau netiquet dalam saat
berselancar di dunia digital. Contoh dari etika digital adalah tidak menyebarkan
berita bohong dan tidak melalukan perundungan dunia maya.



Budaya digital merupakan hasil
kreasi dan karya manusia yang berbasis teknologi internet. Budaya digital juga
dapat tercermin lewat cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan
berkomunikasi di dunia digital. Salah satu contoh budaya digital adalah
aktivitas menggunakan media sosial hingga berbelanja online.



Keterampilan digital berarti
kemampuan dari warga belajar untuk secara efektif, mengevaluasi dan membuat
informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital. Hampir sama seperti
budaya digital, salah satu keterampilan digital adalah menggunakan media sosial
hingga menggunakan platform belanja online.



Terakhir keamanan digital adalah
aktivitas mengamankan kegiatan digital, salah satunya tercermin lewat penggunaan
password hingga pemahaman mengenai OTP dan istilah cyber security lainnya.



Selain dari pendidikan kesetaran
yang meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, Pendidikan nonformal juga meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja. serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik seperti, Sanggar Kegiatan Belajar ataupun
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, majelis taklim, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain
yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.



Kukun Kurniawan, S.Pd ( Pegiat Literasi Digital / Bid. Humas RTIK )



  

Diberdayakan oleh Blogger.