Isi surat edaran yang ditandatangani Tatang Komara pada tanggal 31 Oktober 2022 tersebut ditegaskan perihal dukungan pengarahan massa untuk para pelajar menonton langsung semua pertandingan Cabang Olahraga ke Vanue terdekat .
Namun sampai saat ini, berdasarkan pantauan , Kamis (10/11/2022) siang, di lokasi Vanue -vanue yang melaksanakan pertandingan tak ada satupun para pelajar yang tampak hadir. Salah satunya di Vanue Cabor bola tangan beach yang dimulai hari ini.
“Iya sudah disebarkan surat edarannya ke masing -masing korwil kecamatan, para kepsek SD/SMPN/Swasta untuk berpartisipasi menonton langsung semua pertandingan pada pelaksanaan Porprov Jabar. Kita cek lagi,”ungkap Kadisdikbud Subang, Tatang Komara melalui Kabid Pembinaan SD Disdikbud Kabupaten Subang, Anno Suyatno.
“Jadi ini momentum luar biasa untuk kebangkitan olahraga di Kabupaten Subang, seharusnya para Kepala sekolah dan guru di Subang bisa mengajak seluruh pelajarnya untuk menyaksikan pertandingan -pertandingan cabang olahraga di Vanue terdekat,”pungkasnya.
Sumber : Lampusatu.com
![]() |
OPINI – Bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda setiap
tahun pada tanggal 28 Oktober, dan di tahun 2022 ini Sumpah Pemuda sudah
berusia 94 tahun lamanya. Mari kita merefleksikan sejenak akan peristiwa sejarah
terbentuknya Sumpah Pemuda yang menjadi sebuah tonggak pergerakan untuk
mencapai Kemerdekaan Republik Indonesia. Bersatunya pemuda-pemuda seluruh
Indonesia dari berbagai penjuru tanah air berkumpul menjadi satu tempat di
Jakarta untuk mendeklarasikan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 pada
Kongres Pemuda Kedua. Pada saat itu, para Pemuda Indonesia sudah mampu
melahirkan dan memikirkan bagaimana nasib masa depan Bangsa Indonesia ini
selanjutnya.
Sumpah pemuda tidak terjadi begitu saja tanpa adanya sebuah
perjuangan yang panjang, perjuangan untuk tidak lagi melihat batasan kita
sebagai Suku, Adat, Ras, dan Agama. perjuangan mengesampingkan rasa kecintaan
terhadap daerahnya masing-masing (primordialisme ) untuk tujuan yang lebih
besar yaitu persatuan Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan zaman dan perubahan sejarah,
akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan masyarakat kota dan
masyarakat desa memang sangat modern. Di kota-kota besar misalnya, masyarakat
hidup di antara sekitar gedung bertingkat yang tingginya seperti mencakar
langit. Kesemuanya itu mengundang perhatian orang untuk berbaur hidup agar
saling berhimpitan di setiap sudut kota tersebut.
Jika kita renungkan bersama, misalnya mampukah kita sebagai
pemuda-pemuda desa yang ingin melakukan perantauan ke kota-kota besar itu
dengan ilmu yang masih sangat sedikit bisa menaklukkan dunia? Seperti halnya
menggapai kota besar yang penuh dengan ragam budaya dan tantangan, pasti
mempunyai jaringan sosial yang bisa menjadi tumpuan dan jembatan untuk
menggapai cita-citanya tersebut.
Oleh karena itu, sadarlah wahai para pemuda-pemuda Indonesia
khususnya generasi muda yang saat ini harus memperjuangkan nasib untuk meraih
cita-cita kalian. Dengan melihat sejarah kita sebelumnya dan kenyataan hidup
yang sekarang, mari kita lawan dan bangkit dari rasa keterpurukan yang sering
menghampiri kita sehari-hari. Milikilah sikap keberanian dalam mengambil setiap
keputusan dan mari kita tingkatkan rasa tangguh dan semangat demi meraih masa
depan kita yang lebih gemilang.
“Jika bangsa ini
sudah berjanji untuk menjadi bangsa yang merdeka maka tugas kita adalah menjaga
janji itu” Anas Urbaningrum dalam bukunya Janji Kebangsaan kita.
Selamat menyambut Hari Kelahiran Sumpah Pemuda. Tetap sehat
dan semangat
Penulis : Akbar Aba. S.Pd, Mahsiswa PKn Program Pascasarjana
UPI
Penyalahgunaan narkoba dilingkungan pelajar dan remaja sangan memprihatinkan dewasa ini , ini yang membuat Garda Anti Narkoba wilayah 04 Subnag selatan gencar mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan Narkoba dilingkungan pelajar dan remaja
Kini Garda Anti Narkoba Subang Selatan menyambangi SMKN 1 Kasomalang guna menyampaikan pesan terkait bahaya penyalah
Dalam sambutannya Bunda Catur menyampaikan rasa banggannya bisa hadir ditengah tengah siswa dan siswi SMKN 1 Kasomalang yang sangat luar biasa , serta beliau menyampaikan pentingnnya mengetahui Jenis dan bahaya penyalahgunaan Narkoba, " jangan pernah mencoba, untuk msa depan , Bigitu tuturnnya
Kunjungan kali ini disampaikan langsung oleh Ketua Garda Anti Narkoba 04 , pemaparannya ditengah lapang Kampus SMKN 1 Kasomalang sngan di sambut antusias oleh segenap siswa yang hadir , pesannnya dalam paparannya , Sekali kamu mecoba maka hidup kalian terancam , jangan pernah mencoba Narkoba untuk masa depan gemilang .
![]() |
N. Jean Piaget |
Tantangan utama masyarakat modern
dewasa ini adalah penggunaan internet dan media digital yang tak hanya
memberikan manfaat bagi penggunanya, namun juga membuka peluang terhadap
beragam persoalan. Kurangnya kecakapan
digital dalam menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak menimbulkan
penggunaan media digital yang tidak optimal. Lemahnya budaya digital bisa
memunculkan pelanggaran terhadap hak digital warga. Rendahnya etika digital
berpeluang menciptakan ruang digital yang tidak menyenangkan karena terdapat
banyak konten negatif. Rapuhnya keamanan digital berpotensi terhadap kebocoran
data pribadi maupun penipuan digital.
Begitu pula yang terjadi dalam tatanan pendidikan non formal khususnya
Kesetaraan, baik paket A, B dan C.
Pendidikan nonformal kini
dituntut untuk mampu mendefinisikan dan mampu mereposisi diri terhadap
perkembangan dunia digital. Pendidikan
nonformal tidak saja sebagai pengganti dari pendidikan formal. Lebih dari itu
pendidikan nonformal harus memberi nilai tambah dan pelengkap dari pendidikan
formal di era digital ini. lulusan - lulusan pendidikan non formal harus bisa
mengaplikasikan dunia digital ke dalam dunia kehidupannya. bagaimana warga
belajar pendidikan non formal ini sudah siap di dunia kerja yang berbasiskan
teknologi. termasuk pengenalan dan pembelajaran dunia digital di pendidikan non
formal sudah menjadi keharusan dewasa ini. pembelajaran menggunakan aplikasi
sudah mulai diterapkan dalam pembelajaran. misalkan dengan menggunakan google
classroom, google meet, ataupun zoom meeting. begitu pula ketika penilaian
hasil pembelajaran atau penilaian modul belajar bisa menggunakan aplikasi
seperti google form dan lain-lain. Pada warga belajar pendidikan non formal
kesetaraan juga dikenalkan empat pilar literasi digital yaitu Etika Digital,
Budaya Digital, Keterampilan Digital dan Keamanan Digital.
Etika digital berarti kemampuan
dari warga belajar dalam menyadari,
menyesuaikan diri dan menerapkan etika digital atau netiquet dalam saat
berselancar di dunia digital. Contoh dari etika digital adalah tidak menyebarkan
berita bohong dan tidak melalukan perundungan dunia maya.
Budaya digital merupakan hasil
kreasi dan karya manusia yang berbasis teknologi internet. Budaya digital juga
dapat tercermin lewat cara kita berinteraksi, berperilaku, berpikir dan
berkomunikasi di dunia digital. Salah satu contoh budaya digital adalah
aktivitas menggunakan media sosial hingga berbelanja online.
Keterampilan digital berarti
kemampuan dari warga belajar untuk secara efektif, mengevaluasi dan membuat
informasi dengan menggunakan berbagai teknologi digital. Hampir sama seperti
budaya digital, salah satu keterampilan digital adalah menggunakan media sosial
hingga menggunakan platform belanja online.
Terakhir keamanan digital adalah
aktivitas mengamankan kegiatan digital, salah satunya tercermin lewat penggunaan
password hingga pemahaman mengenai OTP dan istilah cyber security lainnya.
Selain dari pendidikan kesetaran
yang meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, Pendidikan nonformal juga meliputi
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja. serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik seperti, Sanggar Kegiatan Belajar ataupun
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), lembaga kursus, lembaga pelatihan,
kelompok belajar, majelis taklim, dan lain sebagainya, serta pendidikan lain
yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Kukun Kurniawan, S.Pd ( Pegiat Literasi Digital / Bid. Humas RTIK )